Baca: Mengaku Idap HIV, Penyebar Konten Pornografi Gay Dirawat di RS Polri
Ia kemudian diberikan bimbingan, motivasi untuk berjuang menjalani hidup dengan didampingi Yayasan Kipas.
"Saya bersedia menjalani sejumlah penilaian (asessment) serta mengonsumsi obat antiretroviral (ARV) secara disiplin," jelasnya.
Selama empat tahun, Vt mengonsumsi ARV hingga virus di tubuhnya melemah dan tidak menular pada anak dan suami.
Pekerja sosial
Menjadi ODHA justru membuat Vt aktif dalam gerakan sosial membantu rekannya sesama ODHA.
Bersama Yayasan Kipas, ia menangani ratusan ODHA lainnya.
"Saya anggap HIV di tubuh saya adalah anugerah. Saya bisa melakukan pekerjaan sosial mendampingi ODHA lainnya di Bengkulu. Asal mereka disiplin mengonsumsi ARV, pola hidup sehat, optimistis, maka kita akan sehat saja," ujar dia.
"Kalau dahulu saya yang penerima layanan, sekarang saya yang memberikan pelayanan. Ini pekerjaan yang mengasyikkan," tambah dia.
Ia mengimbau masyarakat untuk tidak memberikan stigma buruk pada ODHA karena ODHA butuh perhatian dan dukungan terutama dari keluarga dan lingkungan.
"Jauhi virusnya, dekati orangnya, Jika kita berani maka kita sehat," tutupnya.
Sementara itu, Direktur Yayasan Kipas Merly Yuanda berharap agar pemerintah meningkatkan layanan kesehatan terhadap ODHA dan tetap memberikan ARV secara gratis.
"Pemerintah diharapkan membuat regulasi hingga tingkat daerah agar ODHA tetap mendapatkan pelayanan maksimal. Terhadap masyarakat, lakukan deteksi dini HIV/AIDS sebelum terlambat," tukasnya.
Penulis: Kontributor Bengkulu, Firmansyah
Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: "Saya Anggap HIV di Tubuh Saya adalah Anugerah"