Diskusi-diskusi mengenai TNI sering dilakukan selama di Barak.
Apalagi, dirinya pernah ditunjuk sebagai Dewan Musyawarah Taruna (Demustar).
"Kami satu angkatan harus akui, kalau dia memang cerdas sekali. Jadi, kami pikir, beliau memang sangat layak kalau dipilih menjadi Panglima TNI," ucap pria yang kini menjabat Sekretaris Deputi Komunikasi, Informasi Telekomunikasi, Aparatur Kemenko Polhukam itu.
Bukan hanya pemikiran, Hadi merupakan contoh baik bagi seorang tentara saat berpakaian.
Baik pakaian kasual, maupun saat mengenakan pakaian dinas.
Dia dikatakan selalu rapi.
"Beliau bisa menjadi contoh lah bagi tentara dalam berpakaian. Selalu rapi. Saya sampai saat ini selalu mencontoh dia kalau berpakaian," ujar Jenderal Bintang Satu itu.
Dinilai Tepat
Ketua SETARA Institute, Hendardi menilai penujukan Kepala Staf TNI AU Marsekal Hadi Tjahyanto sebagai calon Panglima TNI oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah pilihan tepat.
Hendardi juga menilai, penujukan Hadi menjadi Panglima TNI merupakan langkah tepat guna menata organisasi TNI semakin baik.
"Penunjukan Hadi juga lebih efektif mengingat masa pensiun yang bersangkutan masih cukup lama sehingga memiliki waktu yang cukup untuk menata organisasi TNI semakin baik," kata Hendardi melalui keterangan tertulis.
Selain itu, penujukan Marsekal Hadi Tjahjanto merupakan langkah yang baik dari Presiden Jokowi karena sejalan dengan aspirasi elemen masyarakat sipil agar Jokowi memilih Panglima baru dengan memperhatikan banyak segi, semata-mata untuk kepentingan organisasi TNI dan untuk kepentingan nasional.
"Selain akan menopang kebijakan maritim pemerintahan Jokowi, juga mengembangkan tradisi rotasi antar matra dalam tubuh TNI yang kontributif bagi penguatan soliditas TNI," jelas Hendardi.
Hendardi pun meyakini bahwa tidak alasan untuk parlemen tidak menyetujui nama Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai pengganti Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang akan memasuki masa pensiun pada Matet 2018 mendatang.