TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjelaskan jelang tahun politik 2018, akan membentuk tim Cyber Troops yang berisikan Direktorat Siber Bareskrim Mabes Polri, Direktorat Multimedia Divisi Humas Mabes Polri dan Netizen.
Tim tersebut, urai Kapolri, akan memiliki porsi yang berbeda, yakni, patroli siber biasa, patroli menggunakan teknik intelejen dan langsung penegakan hukum.
"Kami akan memanfaatkan tiga kekuatan ini, untuk menetralisir adanya ujaran kebencian di tahun politik," kata dia saat konfrensi pers akhir tahun di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (29/12).
Dengan sumber daya dan teknologi yang mumpuni, Tito mengatakan Polri benar-benar siap mengatasi ujaran kebencian yang diprediksi akan terus berjalan.
Apabila, nantinya dirasa kurang, dia mengaku sudah berbicara kepada Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto untuk bekerjasama. "Saya sudah berkomunikasi dan dia setuju," katanya.
Untuk teknisnya, Karo Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, Brigjend Pol Muhammad Iqbal mengatakan, tim siber nantinya akan menjalankan patroli selama 24 jam bergantian.
"Tiga divisi yang disebutkan Pak Kapolri tadi itu, akan bekerja selama 24 jam penuh," tegasnya.
Penegakan hukum yang akan dipakai, juga tidak main-main. Iqbal menjelaskan, baik pembuat dan penyebar ujaran kebencian saat masa Pilkada dan Pilpres, dijerat dengan pasal-pasal yang ada. Terlebih, apabila sudah mengandung unsur SARA, maka kepolisian dapat langsung memproses pelaku.
"Kita punya pelaporan model A, tidak perlu laporan dari masyarakat, kita kan bisa. Tidak masalah, bisa langsung diproses," tandasnya.
Dia juga berharap tim kampanye pasangan calon dapat bekerjasama untuk tidak menyebarkan ujaran kebencian yang mengarah ke fitnah. Sehingga, masa kampanye dan pemilihan, dapat dilaksanakan secara lancar.
"Buat apa mencapai tujuan tapi, tidak berkah dari caranya? Nanti akan ada apa-apa di tengah jalan," kata Iqbal.(rio)