Belum selesai bicara, Hadar mendapat reaksi keras dari Arteria Dahlan.
Arteria mengambil mikrofon di depan dirinya, dan langsung berbicara dengan setengah berteriak.
Suaranya lantang dan suasana Warung Daun menjadi tegang karena ucapan Arteria, yang seperti memancing konflik.
"Yang disampaikan Hadar itu tuduhan serius. Saya tiga tahun di Komisi II tidak pernah ancam-ancam, mengarahkan," tegasnya.
Tak berhenti disitu, Arteria semakin gencar mencerca mantan Komisioner KPU itu.
Seolah tak terima, ia balik menuduh Hadar bersama para petinggi KPU lain di masa jabatannya terlibat dalam transaksi, bisa berbentuk uang ataupun kekuasaan.
Ia mencontohkan bahwa KPU Era Hadar, mengizinkan narapidana bisa mencalonkan diri dalam Pemilu.
Arteria yang semula melihat ke arah kamera atau depan, lalu memposisikan tubuhnya ke arah Hadar yang berada di samping kanannya.
"Kalau ada pertemuan tertutup dan dia diancam, sebut di mana dan kapan. Saya mohon buktikan pertemuan dan siapa saja anggota DPR yang hadir, Dan saya pastikan kalau ada, orang itu akan kita proses," ujar Arteria, seraya meletakkan mikrofon dengan gesture orang emosi.
Margi Syarif kemudian berupaya meredakan tensi ketegangan dengan sebuah candaan.
"Sudah, sudah, kalau banteng sudah ngamuk, susah memang," ujar Margi, yang diikuti gelak tawa para orang di Warung Daun.