"Saya kira pertemuan para pengurus BKS-PTIS dan Pimpinan PTIS ini sebagai langkah strategis dalam upaya mematangkan persiapan pelaksanaan Conference International yang akan digelar di Unisula Semarang bulan September 2018. Kegiatan Conference Internasional dan call paper merupakan program unggulan BKS-PTIS dalam upaya memacu kuantitas dan kualitas publikasi jurnal international terindeks scopus dan pada akhirnya akan mendukung keberadaan PTIS yang akan menginspirasi masyarakat Indonesia sebagai pilihan utama dalam memilih kampus terbaik sebagai tempat menuntut ilmu dan mendedikasikan untuk kepentingan ummat," ungkap Prof Susi.
Sedangkan Anggota Dewan Penasehat Prof Jurnalis Udin menginginkan dari 500 anggota BKS-PTIS memiliki mimpi yang sama menjadikan world class university.
"Kata kuncinya adalah penelitian dan publikasi. PTIS yang maju seperti UMI Makasar, Unisba atau YARSI bisa menjadi motor dan inspirator saudara PTIS lainnya," ucap Prof Jurnalis.
Ketua Yayasan Universitas YARSI ini berharap 30 persen kegiatan penelitian, 30 persen adalah publikasi, 30 persen pendidikan dan sisanya 10 pesen.
"Karena 60 persen adalah penelitian. Itu artinya setiap PTIS dimasa yang akan datang harus memiliki keunggulan-keunggulan penelitian yang lebih fokus dan berdaya saing dengan penelitian di dalam dan luar negeri. Kita harapkan di masa yang akan datang PTIS bisa unggul dari PTN maupun PTS Nasional dan internasional," ujar Jurnalis.
Dia menyebut YARSI juga telah memproklamirkan sebagai pusat penelitian genomik satu-satunya di Indonesia yang kuat.
"Penelitian genomik ini karena kita bisa meramalkan penyakit-penyakit yang muncul setiap orang. Dosis obat disesuaikan denome," ucapnya.
YARSI juga telah memiliki pusat penelitian setiap sel. Penelitian lain adalah herbal. Titik fokus adalah herbal dijadikan obat.
"Saya berharap dalam Rakernas, seminar internasional, workshop dan expo menjadi gateway mempublikasikan hasil riset PTIS sehingga kita bisa diperhitungkan keunggulannya oleh publik," tandas Jurnalis.