News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gempa di Sulteng

Inggris Tawarkan Shelter Kid dan Pesawat Pengangkut untuk Korban Bencana di Sulteng

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana Masjid Baiturrahman yang hancur pascagempa dan tsunami di Kawasan Taman Ria, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (2/10/2018). BNPB menyatakan kerugian akibat bencana gempa bumi dan tsunami di Donggala dan Palu mencapai puluhan triliun rupiah, hal tersebut berdasarkan dampak bencana dan cakupan kerusakan. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pemerintah Inggris melalui Kedutaan Besar Inggris di Jakarta menawarkan sejumlah bantuan ke Indonesia untuk penanganan pasca gempa bumi dan tsunami di Sulawesi Tengah.

Sebelumnya, Menteri Pembangunan Internasional Inggris Penny Mordaunt mengumumkan bantuan untuk Indonesia sebesar 38 miliar.

Baca: Mengaku Tidak Dianiaya, Ratna Sarumpaet: Itu Cerita Khayalan

"38 miliar itu keseluruhan anggaran yang disiapkan Inggris untuk bantuan kemanusiaan di Sulawesi Tengah," ujar Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik, saat dikonfirmasi, Selasa malam (2/10/2018)..

Ia mengatakan, ada beberapa opsi bantuan yang ditawarkan kepada Indonesia, seperti bahan-bahan shelter kid (kebutuhan tempat tinggal sementara) tenda dapur sementara, jerigen, selimut.

Selain itu, ditawarkan pula bantuan peralatan militer seperti pesawat atau kapal pengangkut bantuan.

Sejauh ini ia menuturkan, kordinasi Kedubes Inggris telah dilakukan dengan Kementerian Luar Negeri RI, BNPB, serta Kemenkopolhukam.

"Kami sudah menyiapkan, kami sedang berkoordinasi kepada Indonesia apa yang saja yang diperlukan," ujar Moazzam.

Untuk diketahui, Wakil Presiden Jusuf Kalla yang ditunjuk sebagai Komandan Penanganan Pasca Bencana di Sulawesi Tengah mengatakan, bantuan yang didapat dari dunia internasional diprioritaskan untuk proses rehabilitasi dan rekonsturksi.

Sebab, ujar Kalla, bantuan dari dunia internasional itu diupayakan berbentuk program, sehingga lebih berdampak jangka panjang.

"Kita (Indonesia) lebih memfokuskan untuk bantuan asing untuk rehabilitasi dan rekonstruksi. Jadi bersifat program, tidak hanya dalam tanggap darurat," kata Kalla yang ditemui, di Kantor Wakil Presiden RI, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (2/10/2018).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini