"Kondisinya masih cukup bagus, sehingga kita bisa mudah mengidentifikasinya," kata Suyanta.
Suyanta mengatakan ada dua metode yang biasa dilakukan timnya untuk mengidentifikasi jenazah lewat sidik jari.
Pertama dengan menggunakan Inafis Portable System (IPS).
Sistem tersebut dioperasikan dengan komputer yang menyimpan database sidik jari.
Data sidik jari tersebut didapat lewat lembaga kependudukan seperti Disdukcapil yang menyimpan rekaman sidik jari penduduk.
Jika dari sistem tersebut tidak berhasil diperoleh data yang akurat, maka akan dilakukan cara kedua.
Cara kedua yang dipakai tim Inafis adalah dengan pencocokkan kasat mata.
Menurut Suyanta, waktu yang diperlukan untuk mengidentifikasi jenazah lewat sidik jari sangat bervariasi karena tergantung dengan kondisi sidik jari korban.
"Keduanya harus dilakukan dengan sangat teliti dan hati-hati," kata Suyanta.
Sejak hari pertama operasi evakuasi dan pencarian korban pesawat Lion Air PK-LQP ada 36 personel Inafis yang dilibatkan.
"Kita ada tiga tim, satu tim 12 orang. Cukup banyak," kata Suyanta.
Sebelumnya, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Rumah Sakit Polri Kramat Jati, kembali berhasil mengidentifikasi 6 jenazah korban jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP Jumat (9/11/2018).
Berikut enam jenazah yang berhasil diidentifkasi DVI Polri hari ini;
1. Muas Efendi (57), laki-laki, berhasil diidentifikasi melalui pemeriksaan DNA;