Susrama yang sudah menjalani hukuman hampir 10 tahun, diremisi hukumannya menjadi tambahan 20 tahun.
Hal ini membuat dirinya akan mengalami masa hukuman sepanjang 30 tahun.
Menurut Yasonna, Susrama yang sudah berumur hampir 60 tahun akan menjalani hukuman sampai dirinya menginjak usia 90 tahun.
"Jadi (umurnya) 90 tahun. Syukur-syukur dia masih hidup," kata Yasonna.
Yasonna kemudian mengimbau kepada masyarakat agar pemberian remisi ini jangan dijadikan isu politik.
Apalagi, kata dia, hal ini bukan bagian dari melanggar kebebasan pers.
Sebelumnya, remisi yang diberikan Joko Widodo kepada I Nyoman Susrama, pembunuh wartawan Radar Bali AA Gde Bagus Narendra Prabangsa tak henti menuai protes.
Massa aksi yang terdiri dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers, dan Forum Pers Mahasiswa Jakarta menggelar aksi di Taman Aspirasi, Jakarta, Jumat (25/1/2019).
Massa mendesak Jokowi mencabut Keppres Nomor 29 Tahun 2018 tentang Pemberian Remisi Perubahan dari Pidana Penjara Seumur Hidup Menjadi Pidana Sementara.
Diketahui melalui Keppres tersebutlah Susrama mendapat keringanan hukuman, bersama 114 narapidana lainnya.
"Melukai perasaan pers karena orang yang melakukan pembunuhan secara keji terhadap wartawan mendapatkan pembebasan, mendapatkan pengurangan hukuman," ujar Ketua Umum AJI Indonesia Abdul Manan, di Taman Aspirasi, Jakarta, Jumat (25/1/2019).
Ia mengatakan pihaknya berencana untuk melayangkan gugatan terhadap Keppres Nomor 29 tersebut ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
AJI, kata Abdul, bakal membujuk keluarga Prabangsa untuk melayangkan tuntutan tersebut.