News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kasus Makar

Anak Tersangka Kasus Dugaan Rencana Eksekusi 4 Tokoh Nasional : Ibu Saya Tersangkut Utang Piutang

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rumah AF alias Fifi satu dari 6 tersangka aksi 22 Mei 2019 yang diduga merencanakan pembunuhan ke 4 pejabat negara

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - AF alias Fifi (53) menjadi salah satu orang yang ditetapkan tersangka kasus dugaan pembunuhan terhadap empat tokoh nasional oleh Polisi.

Diketahui, Fifi yang memiliki nama lengkap Asmaizulfi adalah istri Mayjen (Purn) Moerwanto.

Baca: Tetangga Sebut AZ, Calon Eksekutor Rusuh 22 Mei Kerap Sebarkan Informasi Sudutkan Jokowi-Maruf

Fifi juga merupakan Ketua Gempur (Gerakan Emak-emak Peduli Rakyat), organisasi sayap pendukung Prabowo-Sandiaga.

Meski Fifi dan suaminya aktif dalam organisasi dukungan ke pasangan capres 02 Prabowo-Sandiaga,  dua dari empat anak mereka, ternyata adalah pendukung Jokowi-Maruf.

Hal itu dikatakan Bayu Putra Harfianto (28), anak pertama AF alias Fifi saat ditemui Warta Kota di rumahnya di Komplek Zeni AD, Kelurahan Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (29/5/2019).

"Saya sama adik nomor tiga dukung Jokowi. Kalau yang bungsu kan belum nyoblos. Saya pribadi kalau bicara ke ibu saya bilang saya Jokowi. Waktu nyoblos 17 April kemaren pun, saya Jokowi," kata Bayu.

Hal itu, kata Bayu, adalah hal yang lumrah di keluarganya karena sejak dulu keluarganya sangat demokratis.

"Suasana di keluarga kami memang demokratis sejak dulu. Karena beda pilihan ini kita jadi sering bercanda, terutama kalau makan. Ibu bilang dengan bercanda ke adik saya jangan dengerin omongan saya karena saya cebong. Lalu kita bales candaannya dan kita ketawa semua," papar Bayu.

Ia mengakui ibunya sempat mengarahkan dirinya dan adiknya nomor 3 untuk mencoblos Prabowo-Sandi.

"Ibu coba mengarahkan itu pastilah. Tapi ini kan demokrasi dan ibu sadar itu, kalau kita punya pilihan masing-masing, nggak apa-apa," katanya.

Karenanya, kata Bayu, kalau ibunya disalahkan dan dijadikan tersangka hanya karena mendukung Prabowo, maka demokrasi saat ini sudah tidak benar.

"Berarti gak demokrasi dong," katanya.

Menurut Bayu, sebelum hari pencoblosan Ia dan ibunya sering berdiskusi tentang kelebihan Prabowo dan kekurangan juga kelebihan Jokowi dan kekurangannya.

"Saya sering diskusi sama ibu tentang Prabowo tentang Jokowi, soal kelebihan dan kekurangan mereka. Jadi bagi kita ini biasa, ini demokrasi," katanya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini