"Bagian pertama ini kesempatan kami untuk menyediakan saksi dan kami meyakini saksi ini akan melengkapi jadi jangan dinilai lebih dulu sebelum didengar," kaata Bambang Widjojanto.
"Kalau dinilai itu reduntdent kami stop pindah ke yang lain," timpal Arief Hidayat.
"Pak ketua atau majelis beliau tidak pernah mendengar," jawab Bambang Widjojanto.
"Gak, maksud saya, penjelasan dia kalau dinilai redundent maka saya minta untuk bergeser ke yang lain," kata Hakim MK Arief Hidayat.
"Saya akan menyerahkan ke majelis tapi kami mohon diberi keleluasaan karena kami ingin membuktikan aapa yang kami dalilkan," kata Bambang Widjojanto.
"Baik tapi kalau redundent kan percuma saja ," kata Hakim MK Arief Hidayat.
"Cuma tidaknya nanti dari kami kami nanti majelis, paling tidak diberi kesempatan," kata Bambang Widjojanto.
Menurut Arief Hidayat percuma saja bila kesaksian Idham Amiruddin sama dengan yang disampaikan Agus Muhammad Maksum
"Lho tidak, ini kan speedy trail kita yang menilai, kalau kita sudah anggap cukup ngapain kita berlama-lama , karena kan sudah disampaikan pada awal itu yang dipentingkan itu bukan kuantitas yang mengatakan tapi kualitas apa yang disampaikan sebetulnya," kata Arief Hidayat.
"Bagian pertama berikan kesempatan pak Idam untuk menjelaskan, bagian kedua nanti majelis yang akan akan menilai apakah itu redundent atau tidak tapi saya mohon diberi kesempatan seluas-luasnya," kata Bambang Widjojanto.
"Oh iya pasti kalau itu," ujar Arief Hidayat.
Hakim MK Arief Hidayat mempertanyakan posisi atau fungsi Idham Amiruddin saat Pilpres 2019 lalu
"Saya di kampung pak," jawab Idham Amiruddin.
"Kesaksiannya ini berhubungan dengan apa ? jadi kesaksian ini diberikan karena anda melihat mendengar dan merasaka, itu apa kalau anda di kampung ?" tanya Hakim MK Arief Hidayat.
"Kan DPT juga ada di kampung pak," jawab Idham Amiruddin.
"Berarti nanti yang akan anda jelaskan itu DPT di kampung anda ?" tanya Hakim MK Arief Hidayat.
"Bukan, seluruh indonesia ," jawab Idham Amiruddin
Hakim MK Arief Hidayat pun heran atas jawaban Idham Amiruddin
"Hah ? lho gimana ?" tanya Arief Hidayat.
Idham Amiruddin mengaku mendapat data DPT dari DPP Gerindra saat berkunjung ke Jakarta.
"Iya saya dapat source atau data file dari DPP Gerindra ketika saya di jakarta," aku Idham Amiruddin.
Hakim MK Arief Hidayat kembali bertanya soal jabatan yang diemban Idham Amiruddin saat Pilpres 2019 lalu.
"Sekarang saya tanya anda itu posisinya apa ? di dalam tim ini posisi anda sebagai apa ?" tanya Arief Hidayat.
"Sebagai orang yang diminta memberikan kesaksian untuk kerusakan DPT," kata Idham Amiruddin.
"Lho gak pada waktu Pilpres kemarin, kalau anda dari kampung mestinya yang anda ketahui kan situasi di kampung itu bukan nasional kan ?" kata Arief Hidayat
Pernyataan Hakim MK Arief Hidayat lantas dibantah oleh Bambang Widjojanto.
"Saya di kampung tapi saya bisa mengakses dunia melalui kampung pak," kata Bambang Widjojanto.
"Lho bukan itu," kata Arief Hidayat.
"Ini saya mau memberi penjelasn jadi bapak sudah menjudgment bahwa seolah-olah orang kampung tidak bisa apa-apa itu juga tidak benar," kata Bambang Widjojanto
"Bukan begitu," jawab Arief Hidayat
Bambang Widjojanto meminta Arief Hidayat untuk mendengar penjelasan Idham Amiruddin
"Mohon dengarkan saja dulu pak apa yang dijelaskan, beliau ini memang orang yang humble," kata Bambang Widjojanto
"Saya kira saya sudah cukup saya akan dialog dengan dia, Pak Bambang sudah stop," tegas Hakim MK Arief Hidayat ke Bambang Widjojanto
"Tapi saya mohon juga," timpal Bambang Widjojanto.
"Bapak stop, kalau tidak stop pak Bambang saya suruh keluar," ancam Arief Hidayat ke Bambang Widjojanto
"Saya mohon maaf pak kalau dalam tekanan terus saya akan menolak itu pak, saya menurut saya ditekan oleh bapak," kata Bambang Widjojanto
"Bukan begitu, sudah pak bambang sekarang dia saya akan berdialog dengan saudara saksi," jawab Hakim MK Arief Hidayat.
3. BW usir orang saat foto barang bukti
Pada hari ke tiga sidang sengketa Pemilu Presiden 2019 yang beragendakan mendengarkan keterangan saksi, sempat terjadi kejadian menarik antara tim kuasa hukum pemohon yakni kubu Prabowo-Sandi dengan tim kuasa hukum termohon Komisi Pemilihan Umum (KPU), Rabu, (19/6/2019).
Ketua tim kuasa hukum Prabowo-Sandi, Bambang Widjojanto sempat mengusir tim kuasa hukum KPU di area lantai dasar gedung MK tempat barang bukti.
Kejadian tersebut bermula saat pada sela sela sidang BW turun ke lantai dasar dari ruang sidang untuk memeriksa barang bukti yang baru saja tiba. Barang bukti tersebut tiba sebelum batas akhir verifikasi pada pukul 12.00 wib.
Saat sedang memeriksa barang bukti tersebut BW kemudian menegur salah seorang pria yang memfotonya saat sedang memeriksa barang bukti tersebut.
BW menanyakan apakah pria tersebut sudah meminta izin turun ke lantai dasar yang merupakan lana dasar tempat barang bukti.
"Anda sudah izin," tanya BW.
Pria yang mengenakan jas hitam tersebut kemudian menjawab sudah meminta izin. Hanya saja BW tidak percaya dan langsung menghampiri petugas MK dan meminta pria tersebut ke luar.
"Get out Please, Get out. Respect the law," katanya.
Setelah diusir, pria tersebut kemudian mengambil gambar dari area yang tidak disterilkan.
Kepada wartawan BW mengatakan bahwa pria tersebut merupakan tim kuasa hukum KPU. Hanya saja pria tersebut tidak mengakuinya.
"Tadi saya tanya anda siapa? Gak ngaku,ga taunya kuasa hukum termohon, kuasa hukum KPU. Kalau mau foto dari situ, saya ngerti lah arahnya dimana," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Sederet Momen Unik Sidang Sengketa Pilpres di MK, Saksi Mendadak Ingin Pipis- BW Nyaris Diusir Hakim
Penulis: Damanhuri