Politik itu dia tegaskan, pada dasarnya harus memiliki kerelaan untuk saling menghormati, menghargai dan menerima kemajemukan.
"Saya mensinyalir pihak-pihak yang tidak terima dengan kemenangan Pak Jokowi dan Abah Maruf Amin itu hanya sebagai parasit demokrasi. Mereka hidup di alam demokrasi tapi tidak siap untuk berdemokrasi," tegasnya.
Ia pun percaya mereka ini hanyalah sekelompok kecil saja dari rakyat Indonesia.
Karena sebagian besar rakyat Indonesia justru menerima dengan lapang dada apapun hasilnya dari Pilpres 2019 ini.
"Hasil survei mengatakan 92 persen rakyat Indonesia menerima hasil pilpres ini, siapapun yang menang," jelasnya.
Ada Kekecewaan Para Pendukung Di Balik Pertemuan Jokowi Dan Prabowo
Eks Koordinator Juri Bicara Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak angkat bicara terkait pertemuan Joko Widodo ( Jokowi) dengan Prabowo Subianto pasca Pemilu Presiden 2019 pada Sabtu, (13/7/2019).
Menurut Dahnil setelah pertemuan tersebut ia banyak mendapatkan pesan teks di Hanpdhone miliknya yang isinya bernada kecewa adanya pertemuan itu.
"Rata-ratanya berasal dari relawan Prabowo-Sandi, emak-emak, anak muda,yang rata-rata isi pesannya itu kecewa."
"Kecewa dengan pertemuan Pak Prabowo dan Pak Jokowi di gerbong MRT kemudian makan siang di FX Plaza," ujar Dahnil melalui akun Youtubnya DAS Official yang diunggah Sabtu malam, (13/7/2019).
Dahnil mengaku paham dengan kekecewaan tersebut. Kekecewaan itu akibat dari pertarungan Pilpres 2019 yang begitu keras. Ia mengatakan butuh waktu untuk menyembuhkan kekecewaan tersebut.
"Oleh sebab itu saya berusaha memahami semua kemarahan, semua kekecewaan yang datang dari para relawan, para pendukung Pak Prabowo dan Bang Sandi, dan saya yakin perasaan yang serupa juga dialami dan dipahami oleh Pak Prabowo," katanya.
Sebelumnya banyak pendukung Prabowo kecewa karena adanya pertemuan dengan Jokowi pasca Pemilu Presiden 2019.
Mereka diantaranya Garda 212 dan Persaudaraan Alumni 212. Bahkan PA 212 mengkritik Prabowo karena bersedia bertemua Jokowi.