News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mati Listrik di Ibu Kota dan Sekitarnya

Jokowi Hanya Bicara 2 Menit, Penjelasan Dirut PLN Dinilai Terlalu Panjang dan Bertele-tele

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo berjalan meninggalkan Kantor PLN ditemani Menteri ESDM Ignasius Jonan (kanan) dan Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani (kiri) usai melakukan pertemuan di kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (5/8/2019). Presiden mempertanyakan dan meminta klarifikasi manajemen PLN atas padamnya listrik secara total (blakcout) di wilayah Jabodetabek pada Minggu (4/8/2019). THE JAKARTA POST/SETO WARDHANA

Pada minggu ini sudah jadi rutin, beban rendah, sehingga kami PLN melakukan perbaikan/pemeliharaan jaringan.

Ada juga peliharaaan di sirkuit di selatan di Kediri (Jawa Timur), dan Kasugihan (Cilacap, Jawa Tengah).

Sehingga itu tinggal satu sirkuit saja.

Pada waktu pindah dari Ungaran ke Kasugihan dan Tasik, inilah kemudian membuat goncangan dalam sistem.

Goncangan ini kemudian secara proteksi sistem ini melepas. Yang dilepas adalah Kasugihan dan Tasik, sehingga aliran dari pasokan dari timur ke barat terputus.

Di timur masih bertegangan, sehingga hingga pukul 11.48 kondisi sistem kelistrikan di Jawa dan Bali; khususnya Yogyakarta, Jateng dan Jatim normal.

"Kemudian karena lepas maka tegangan turun, kalau turun maka secara proteksi pembangkit-pembangkit yang ada di sistem barat itu mengalami proteksi melepaskan diri dari sistem. Karena frekuensinya drop sampai 46 hz," kata Sripeni.

Presiden Jokowi (Theresia Felisiani/Tribunnews.com)

"Kemudian ini secara proteksi kesisteman mesin pembangkit melepaskan diri. Dari melepaskan diri ini kemudian upaya yang dilakukan PLN adalah memaksimalkan bagaimana perbaikan atau proses transfer dari timur ke barat tetap berjalan. Sedikit demi sedikit," ujar Sripeni.

"Kami memang mohon maaf pak, prosesnya lambat kami akui, Pak. Kami mengharapkan sebenarnya sudah masuk ke Suralaya kembali masih dalam posisi hot start. Artinya PLTU masih bertegangan sedikit dan tidak mati sama sekali. Dia tidak dalam kondisi dingin sehingga tidak memakan waktu sampai 4 jam untuk kemudian di start kembali," katanya.

Kejadiannya Minggu lalu, arus masuk ke Saguling (Jawa Barat) kemudian dihidupkan. Ini pada pukul 14.00.

Saguling memiliki peran untuk menstabilkan daya karena sistem di Jawa Bali ini kemudian pada waktu emergency ini sangat membutuhkan pembangkit-pembangkit penstabil daya dan tegangan.

Kemudian, dari Saguling arus masuk ke Cibinong-Depok (Jawa Barat) dan kemudian ke Gandul (Cinere, Depok).

Dari Gandul pasokan daya kemudian ditransfer ke Balaraja dan ke Suralaya (Banten).

"Namun posisinya sudah cukup lama, sehingga masuk ke Suralaya sudah cold start. Mesin sudah dingin sehingga sampai saat ini kami bisa memprediksikan dalam waktu 4 jam, PLTU Suralaya dengan kapasitas 2.800 mv di sana, cukup untuk memasok sistem Jawa Barat dan Banten menjadi mundur, Bapak," kata Sripeni.

Presiden Jokowi sambangi Kantor Pusat PLN, Jakarta Selatan, Senin (5/8/2019) pagi (Tribunnews.com/Theresia Felisiani)

Itulah sebabnya, baru Senin dinihari, pukul 03.00 WIB, artinya lebih dari 8 jam sudah masuk posisi dingin, ini baru masuk satu 400 mv yaitu unit 3.

Kemudian dari Gandul pasokan menuju ke Muara Karang dan kemudian ke Tanjung Priok, keduanya di Jakarta untuk mendukung listrik di DKI Jakarta.

Tipe pembangkit PLTGU Priok dan muara karang adalah cepat untuk start.

Dirancang untuk beroperasi kembali.

Baru sampai di Priok dan Muara Karang, Minggu pukul 18.00.

Dengan demikian, terpantau listrik sudah nyala di sebagian rumah warga secara bertahap mulai pukul 19.00. (Tribun Network/thf/kompas.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini