TRIBUNNEWS.COM - Brigadir (Pol) Anumerta Hedar gugur ketika sedang menyelidiki sejumlah perbuatan melawan hukum yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Briptu Hedar meninggal di tangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Puncak Papua, Senin (12/8/2019).
Meninggalnya Briptu Hedar meninggalkan berbagai pertanyaan dari keluarga Briptu Hedar.
Berikut beberapa pernyataan dari keluarga Briptu Hedar yang dihimpun dari Kompas.com.
Ibunda Briptu Hedar pertanyakan kematian anaknya
Ibunda Briptu Hedar, Nurhaeda mempertanyakan, perihal kematian anaknya sebab rekannya yang bernama Alfonso berhasil lolos dari kepungan KKB.
"Yang menjadi pertanyaan, anak saya tewas, kenapa rekannya berhasil selamat?"
"Polri jangan hanya mencari pelaku pembunuhan, namun rekan anak saya juga harus diperiksa," ungkap Nurhaeda dikutip dari Kompas.com.
Nurhaeda juga mengatakan HP milik anaknya sempat masih aktif saat dihubungi.
"HP anak saya masih aktif. Hanya saja saat dihubungi tersambung namun tak terjawab," ungkap Nurhaeda.
Menurut sang Ibu, Hedar mengetahui banyak hal mengenai KKB, sehingga dia mempertanyakan perihal penyekapan yang melibatkan putranya.
"Anak saya banyak tahu tentang KKB, hal itu pernah diceritakan sebagian kepada saya. Namun yang banyak tahu dari cerita Hedar tentang KKB di Papua, adalah paman-paman Hedar," katanya.
Baca: Kronologi Briptu Heidar Anggota Polri Tewas oleh KKB, Ingin Melarikan Diri Tapi Akhirnya Ditembak
Baca: Briptu Heidar Tewas Usai Dipanggil Teman Lalu Disandera di Papua, Sang Ayah Menduga Anaknya Dijebak
Ayah Britu Hedar menduga putranya dijebak
Sementara itu, masih mengutip dari sumber yang sama, ayah Briptu Hedar, Kaharudin menduga putranya dijebak dalam kejadian tersebut.