Namun, hingga saat ini aktor intelektual atas kasus tersebut belum diketahui.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "15 Tahun Tak Selesai, Kasus Munir Dinilai Jadi Warisan Setiap Presiden"
Baca: Profil dan Perjalanan Panjang Kasus Munir, 15 Tahun Pembunuhan Munir Belum Tuntas Juga
Baca: Hari Ini dalam Sejarah 7 September 2004: Munir Said Thalib Aktivis HAM Indonesia Meninggal
Harapan putri Munir
Pembawaan remaja perempuan berusia 17 tahun itu tenang dan terkesan tidak banyak bicara.
Ia tengah duduk di sebuah sofa saat Kompas.com menemuinya di Kios Ojo Keos, Lebak Bulus, Jakarta, Sabtu (7/9/2019) sore.
Cara bicaranya lugas dan tertata. Ia tetap tenang meski kami berbincang mengenai kasus kematian ayahnya, aktivis hak asasi manusia (HAM) Munir Said Thalib.
"Saya tak mau menyalahkan Pak Jokowi," ujar Diva Suukyi Larasati saat ditanya mengenai kasus ayahnya yang tidak kunjung terang hingga saat ini.
Diva tak sempat mengenal sosok Munir. Saat Munir dibunuh, Diva masih berusia 2 tahun.
Cak Munir, aktivis dan pejuang HAM itu, dibunuh tepat 15 tahun lalu dalam penerbangan Garuda Indonesia GA 974 menuju Amsterdam, Belanda.
Pada 12 November 2004, Kepolisian Belanda mengumumkan hasil autopsi Munir. Hasilnya, ditemukan jejak senyawa arsenik.
Namun, tidak diketahui siapa dalang di balik pembunuhan Munir dan kenapa ia dibunuh.
Harapan sempat muncul saat Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono membentuk tim investigasi independen atau tim pencari fakta untuk mengungkap pembunuhan di udara itu.
Baca: Ditinggal Ayah Wafat saat Usia 2 Tahun, Putri Munir: Dia Hebat Meski Aku Tak Perlu Mengetahuinya
Baca: Diva, Putri Aktivis HAM Munir Berharap Jokowi Memenuhi Janji Kampanye
Kendati demikian, hasil investigasi itu tidak pernah dibuka ke publik.
Saat masa kampanye Pilpres 2014, Jokowi pernah berjanji akan menuntaskan, kasus pelanggaran HAM masa lalu, termasuk kasus Munir, jika terpilih sebagai presiden.