Dilansir Kompas.com, kericuhan bermula ketika sekumpulan mahasiswa memaksa masuk ke dalam Gedung DPR RI.
Polisi yang bersiaga di dalam gedung menembakkan air dari mobil water cannon ke arah mahasiswa untuk menghalau mereka.
Baca: 6 Fakta Demo Mahasiswa di Makassar: Berakhir Ricuh hingga Dugaan Penganiayaan 3 Jurnalis oleh Polisi
Baca: VIRAL Mahasiswa Purwokerto Ikut Demo Tolak RUU KUHP dan KPK Naik BMW Sambil Buka Sunroof
Setidaknya ada dua mobil water canon yang dikerahkan aparat kepolisian untuk menghalau mahasiswa yang berusaha menerobos masuk.
Keriuhan pun pecah dan mahasiswa melawan.
Mereka melempar polisi dengan botol, bambu, dan bebatuan.
Polisi pun menembakkan gas air mata ke arah mahasiswa.
Kerumunan mahasiswa mulai terpencar.
Sebagian besar mahasiswa memilih menjauh dari pusat ricuh.
Mahasiswa terpencar melarikan diri ke sejumlah titik.
Tembakan gas air mata dan semprotan air dari water cannon akhirnya memukul mundur para mahasiswa.
Area depan Gedung DPR RI seketika bersih dari kerumunan para mahasiswa.
Mereka melarikan diri ke sejumlah titik seperti Stasiun Palmerah, lampu merah Slipi, Semanggi, hingga Jakarta Convention Center.
Namun, melarikan diri bukan berarti mereka berhenti melakukan perlawanan.
Pada pukul 18.35 WIB, puluhan mahasiswa berkerumun di gerbang masuk Jakarta Convention Center.
Mereka berniat masuk ke dalam yang merupakan tempat polisi berjaga.
Kapolda Metro Jaya, Kombes Gatot Eddy Pramono, dan Dirlantas, Kombes Yusuf, ada di dalam JCC.
Polisi lalu memasang tameng dan menyiagakan mobil barakuda.
Mobil pikap polisi juga sudah dinyalakan.
Dalam keriuhan itu, polisi sempat meminta massa untuk mundur.
"Mundur! Rekan-rekan mahasiswa mundur, ayo mundur!" teriak seorang polisi lewat pengeras suara.
11 Mahasiswa Pingsan Terkena Gas Air Mata
Sejumlah mahasiswa pun jatuh karena terkena gas air mata.
Sebanyak enam orang peserta unjuk rasa tampak digotong pasca polisi menembakkan gas air mata di depan gedung DPR, Selasa (24/9/2019) sore.
Keenamnya adalah mahasiswa pria.
Mereka tampak lemas dan digotong temannya menuju ke arah ambulans.
Sementara itu, dikutip Kompas.com dari Antara, sebanyak lima mahasiswa terkapar di Stasiun Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (24/9/2019).
Mereka kehabisan oksigen setelah terkena asap gas air mata saat perjalanan balik dari aksi di depan Kompleks Parlemen Senayan.
Lima mahasiswa tersebut terdiri dari dua laki-laki dan tiga perempuan yang berasal dari pergurungan tinggi berbeda.
Mereka merupakan tiga mahasiswa asal STMIK Bani Saleh Bekasi, satu mahasiswa dari STIKES Bani Saleh, dan satu orang mahasiswa dari ISIP Jakarta.
Lima mahasiswa itu mengeluhkan sesak nafas, batuk, lemas dan pusing.
Selanjutnya petugas Stasiun Palmerah membantu memberikan perawatan medis.
Dua orang mahasiswa laki-laki ditandu karena kondisinya cukup lemah.
Sementara itu, tiga mahasiswa lainnya dibopong ke pintu masuk stasiun yang dijadikan posko darurat.
Tiga tim medis Stasiun Palmerah memberikan pertolongan pertama kepada mahasiswa yang mengalami sesak nafas, pusing dan lemas.
Meski demikian, hingga saat ini belum ada laporan lengkap mengenai jumlah mahasiswa yang jadi korban.
Ricuh hingga Malam Hari
Meski sudah dipukul mundur menjauhi depan Gedung DPR, bentrok antara mahasiswa dan polisi masih berlanjut.
Bentrokan satu di antaranya terjadi di kawasan Simpang Susun Semanggi.
Pantauan Kompas.com dari kawasan Simpang Susun Semanggi pukul 20.10 WIB, barikade polisi yang dibantu aparat TNI mulai dilempari batu oleh massa.
Padahal sebelumnya, polisi yang berada di mobil komando mengimbau massa untuk membubarkan diri.
"Silakan adik-adik untuk membubarkan diri," kata seorang polisi yang berada di mobil komando.
Setelah itu, gas air mata kembali ditembakkan ke arah massa yang berkumpul di depan Simpang Susun Semanggi.
Polisi menembakkan gas air mata ke arah massa yang berkerumun di depan Plaza Semanggi.
Ketua DPR RI Ikut Terkena Gas Air Mata
Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo, ikut terkena dampak lemparan gas air mata.
Ia mengamankan diri ke dalam pos keamanan Gedung DPR RI setelah terkena asap gas air mata polisi.
Dilansir Kompas.com, awalnya Bambang hendak menemui mahasiswa yang demonstrasi di depan Gedung Parlemen, Selasa (24/9/2019) sore.
Bambang yang mengenakan kemeja putih lengan panjang tergulung tampak didampingi oleh Sekretaris Jenderal DPR RI Indra Iskandar.
Namun, ketika Bambang serta rombongan mendekati pagar DPR, polisi menembakkan gas air mata ke arah luar sehingga menyebabkan kepanikan.
Asap dari gas air mata membuat rombongan Bambang, termasuk wartawan, berlari kembali ke dalam gedung parlemen, tepatnya di ruang Nusantara V.
Bambang tampak dikawal oleh beberapa personel kepolisian.
Ia terpantau mengamankan diri di pos keamanan Gedung DPR RI.
Tepatnya, 150 meter dari pagar depan DPR RI.
Pantuan Kompas.com pukul 18:05 WIB, Bambang Soesatyo dan Indra Iskandar beserta staf DPR lainnya tampak tetap memantau aksi demo lewat layar televisi pos keamanan.
Meskipun sempat terkena gas air mata, Bambang tampak tidak mengalami lemas atau pun batuk-batuk.
Ia duduk sambil memonitor televisi yang berisi aktivitas setelah kerusuhan pecah di depan kantornya.
Beberapa botol air mineral tersedia di meja depan kursi Bamsoet.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kronologi Demo Mahasiswa yang Ricuh di DPR, Pedih Gas Air Mata hingga Malam..." dan "Ketika Ketua DPR RI Bambang Soesatyo Ikut Terkena Gas Air Mata"