Dalam sebuah sesi, Moeldoko menanggapi perihal pendapat Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto, yang menganggap bahwa demo mahasiswa sejak 23 September 2019 lalu sudah tidak relevan.
Moeldoko mengatakan, pertemuan Presiden, ketua DPR, dan ketua fraksi telah mencapai beberapa kesepakatan mengenai RUU yang dituntut.
Menurut Moeldoko, pertemuan tersebut menerima pendapat para mahasiswa untuk ditunda pengesahannya.
Sehingga, demo mahasiswa dianggap tidak relevan karena apa yang dituntut sudah disetujui.
Moeldoko juga menyampaikan rasa hormatnya kepada para mahasiswa.
"Saya salut dengan demo mahasiswa. Logistiknya transparan, mandiri, dan tidak terpengaruh tema yang lain," ujar Moeldoko, yang disambut tepuk tangan audiens.
Kepala Staf Kepresidenan itu menegaskan, sasaran demo sudah tepat, yakni kepada DPR.
Jika demo menyasar ke Presiden pun, bukan sebuah masalah besar.
"Persoalan demo bukan persoalan yang haram bagi pemerintah. Bahkan, dalam mengelola pemerintahan yang efektif, ada KSP menengah," kata Moeldoko.
"Saya biasa menghadapi temen-temen mahasiswa, hampir berhari-hari. Sebagian kelompok elemen masyarakat datang ke KSP, berdialog, marah, saya dengerin saya catet," ungkapnya.
Dari catatan tersebut, Moeldoko lantas meminta mohon kepada Presiden untuk dijadikan perhatian.
"Eskalasi meningkat, apakah (aspirasi mahasiswa) memang tidak tersampaikan atau tidak mendengar?" tanya Najwa Shihab.
Lantas, Moeldoko menganggap bahwa demo beberapa waktu lalu merupakan ajang nostalgia bagi para mahasiswa.
"Mungkin temen-temen mahasiswa nostalgia juga kali, karena sekian lama nggak pernah ketemu kan begitu," kata Moeldoko.