Najwa Shihab pun merespons dengan cepat apa yang disampaikan Moeldoko itu.
"Hanya nostalgia nih Pak Moel dinilainya? Saya ingin bertanya, ini hanya nostalgia sajakah, teman-teman mahasiswa? Ada kesan merendahkan perjuangan mahasiswa ini, kok hanya dibilang nostalgia? Saya tidak tahu, saya ingin tanya," ujar Najwa Shihab yang kemudian mempersilakan mahasiswa yang menjadi bintang tamu untuk menjawab.
"Bukan, bukan merendahkan, karena sekian lama mereka tidak turun ke lapangan, begitu," jawab Moeldoko.
Tiba-tiba, Fahri Hamzah ikut menanggapi.
"Dulu ada buku Pesta dan Cinta, itu biasa," ujar Fahri Hamzah.
"Biasa? Jadi suara-suara ini biasa?" cecar Najwa Shihab.
Lantas, Najwa Shihab kembali memberikan waktu untuk Atiatul atau Royan memberikan respons.
Atiatul Muqtadir atau Fathur lah yang menjawabnya.
"Agak salah atau agak kurang update ya berarti, Pak Moeldoko sama bung Fahri. Karena kalau lihat sebenarnya aksi-aksi mahasiswa itu terjadi tiap tahun," ujar Fathur.
Dengan sigap, Moeldoko menanggapi perkataan Fathur.
"Ya tapi skalanya ini kan skala besar, ini baguslah," kata dia.
Mendengar hal itu, Fathur tegas menjawab.
"Artinya, peningkatan kuantitas dan kualitas tuntutan dari aksi mahasiswa ini sejalan dengan menurunnya pengelolaan pemerintah," jelas Fathur.
Perkataannya pun sontak mendapat tepuk tangan dari audiens.