TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiap generasi ada zamannya, tiap zaman ada generasinya.
Kini, generasi Phi atau generasi Z Indonesia mulai menunjukkan eksistensinya.
Meski banyak cap negatif disematkan kepada mereka, nyatanya mereka juga memiliki kepedulian terhadap negaranya.
Demonstrasi mahasiswa dan pelajar sekolah menengah di berbagai kota beberapa hari terakhir menunjukkan eksisnya generasi Phi atau generasi Z Indonesia.
Mereka yang selama ini dianggap apolitis, egois, suka hura-hura dan hal instan, nyatanya juga memiliki kepedulian terhadap bangsanya.
Baca: Jelang Demo Mahasiswa, Muncul Pamflet Bergambar Mawar di Sekitar Gedung DPR
Baca: 7 Fakta Aksi Mahasiswa di Berbagai Daerah, Ibu Hamil Terkena Peluru Nyasar Sampai Pelajar Ikut Demo
Tanpa ada komando tunggal, generasi Phi berbondong-bondong ke lokasi demonstrasi.
Di Jakarta, sebagian besar peserta menuju lokasi unjuk rasa menggunakan angkutan umum dan sepeda motor, bukan bus-bus seperti yang digunakan satu generasi sebelumnya saat mereka berunjuk rasa.
Media sosial dimanfaatkan secara efektif untuk berkomunikasi.
Meski berasal dari kampus dan sekolah yang berbeda, mereka tetap mampu mengoordinasikan diri serta menyuarakan sikap dan keresahan yang sama.
“Karakter utama generasi Phi adalah hiperkolektif, gemar berkomunitas,” kata pendiri Youth Laboratory Indonesia yang juga penulis buku Generasi Phi (Pengubah Indonesia), Muhammad Faisal di Jakarta, Jumat (27/9/2019).
Generasi Phi adalah sebutan untuk pengelompokan generasi di Indonesia berdasarkan situasi sosial-politik Indonesia.
Mereka adalah orang-orang yang saat reformasi 1998 berumur kurang dari 10 tahun hingga belum mampu memaknai reformasi saat itu yang mengubah Indonesia.
Padanan generasi Phi dengan pengelompokan generasi yang digunakan secara global adalah generasi Z.
Pengelompokan generasi Z disusun berbasis kondisi sosio-politik di Amerika Serikat. Sebutan ini disematkan pada orang yang lahir antara tahun 1995-2010 atau saat ini berumur antara 9-24 tahun.