Dari Lanud Halim Perdana Kusuma, mereka kemudian difasilitasi Pemerintah dan DPR RI untuk melanjutkan perjalanan menuju Sumatera Barat dengan pesawat komersil.
Para pengungsi yang hanya membawa sedikit barang bawaan tersebut terdiri dari lelaki, perempuan, dan anak-anak.
Terlihat wajah mereka tampak kelelahan dan sejumlah anak tampak menangis dalam pelukan ibunya.
Tidak hanya itu, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsma Fajar Adriyanto menjelaskan bahwa TNI Angkatan Udara mengerahkan sejumlah pesawat Hercules untuk membantu para pengungsi Wamena untuk keluar dari Wamena menuju sejumlah tempat.
Baca: Jelang Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, BIN Prediksi Masih Ada Gerakan Massa
"Kita kerahkan Hercules dari Skadron 31 dan 32 dan 33 di Makassar. Ada skadron 2 CN 295 dan CN 235, yang ada di Papua 7 pesawat CN 295. Ada yang ke Malang dan Jakarta jadi kita berangkatkan lagi kesana," kata Fajar di Base Ops Lanud Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur pada Kamis (3/10/2019).
Ia mengatakan pesawat TNI AU sudah bisa mendarat di Wamena.
Namun, pada umumnya para pengungsi dievakuasi ke tiga Lanud terdekat dengan Wamena yakni di Jayapura, Biak, dan Timika sebelum diantar menuju ke sejumlah lokasi.
"Dalam proses penjemputan tidak ada halangan karena pengamanan di Bandara Wamena diperketat dan ada pasukan disana, dan cukup aman disana," kata Fajar.
Ia mengatakan, TNI AU tidak hanya mengevakuasi para pendatang dari Wamena melainkan juga warga asli.
Ia mengatakan sudah sekira empat ribu orang lebih dievakuasi karena konflik di Wamena.
Tidak hanya itu, TNI AU juga telah bekerja dama dengan TNI AD untuk membuka posko pengungsian di Wamena.
Ia pun mengatakan, saat ini konflik telah mereda sehingga jumlah pengungsi yang dievakuasi semakin berkurang.
"Kita juga suplai makanan kesana dari Biak Jayapura. Sudah berangkat empat pesawat, penuh dengan bahan makanan sembako logistik. Pengungsi dan juga di Wamena, karena situasi demikian butuhkan makanan segala macam. Termasuk peralatan dan perlengkapan kesehatan," kata Fajar.