TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU- Kebakaran hutan dan Lahan (Karhutla) di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menyibak sejumlah benda yang diduga sebagai harta peninggalan Sriwijaya.
Sejumlah perhiasan jaman kerajaan Sriwijaya ditemukan warga di lokasi bekas kebakaran lahan gambut tepatnya di Kecamatan Tulang Selapan, Cengal dan Air Sugihan, kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.
Penemuan itu disampaikan langsung oleh Arkeolog dari Balai Arkeologi Sumatera Selatan Retno Purwati, Rabu (2/9/2019).
Baca: Suami Tendang Istri Muda Gara-gara Tak Punya Uang untuk Diberikan kepada Istri Tua di Rumah
Retno menjelaskan, lokasi lahan gambut yang terbakar tersebut diduga dulunya merupakan kawasan perdagangan atau pelabuhan besar pada masa Kerajaan Sriwijaya hingga masa Kesultanan.
Hal itu diperkuat dengan ditemukannya bagian kapal, seperti kemudi, dayung dan papan kapal di lokasi tersebut pada beberapa waktu lalu.
"Selain emas, warga juga menemukan perhiasan kuno yang disebut mata kucing berbentuk kalung. Ini diperkirakan dibuatan dari Mesir dan negara-negara Indopasifik," kata Retno.
Menurut Retno, perburuan harta Karun pada masa kerajaan Sriwijaya bukan kali ini saja dilakukan oleh warga.
Saat kebakaran tahun 2015 melanda di wilayah itu juga dimanfaatkan warga untuk mencari harta karun.
Berbagai bentuk perhiasan yang mempunyai kandungan emas sering ditemukan warga di lokasi tersebut.
"Warga tak perlu menggali terlalu dalam, tetapi sudah ketemu perhiasan itu,terutama logam mulia," ujarnya.
Kesultanan Palembang Menurut Retno, mereka pernah melakukan penelitian terkait penemuan perhiasan tersebut.
Setelah diteliti, ternyata perhiasan itu berasal dari abad ke-7 bahkan sampai ke abad ke-12 Kesultanan Palembang Darussalam.
"Kemungkinan ada pergeseran lokasi perdagangan pada masa itu. Untuk kawasan Cengal ditemukan peninggalan dari abad ke 12 sampai Kesultanan Palembang Darussalam," jelasnya.
Namun, di sisi lain, perburuan peninggalan barang bersejarah tersebut dapat menyulitkan para arkeolog untuk mencari cerita tentang kerajaan Sriwijaya pada masa tersebut.
Sebab, seluruh barang itu diambil tanpa dilaporkan ke pemerintah setempat.
"Kebanyakan warga tergiur karena harga yang ditawarkan kolektor cukup tinggi," kata Retno.
Ular berkaki tiga
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau dan Kalimantan dikabarkan juga telah menewaskan aneka satwa liar di dalamnya.
Salah satu yang viral adalah temuan bangkai ular berkaki di lokasi karhutla kecamatan Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Provinsi Riau.
Diberitakan Kompas.com Jumat (20/9/2019) pagi, ular tersebut tampak memiliki dua kaki di bagian ekor.
Anggota Manggala Agni Daops Rengat, Maidi, pun mengataka bahwa pihaknya menemukan ular berkaki di lahan yang terbakar.
"Tim kami pulang duluan, karena sudah malam. Ternyata tim TNI menemukan ular berkaki mati di lokasi. Aku pun kaget setelah nengok videonya. Karena jarang ada ular berkaki," kata Maidi.
Orangutan keluar
Balai Konservasi Sumber Aaya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat Seksi Konservasi Wilayah (SKW) 1 Ketapang bersama Yayasan IAR Indonesia kembali menyelamatkan satu individu orangutan di kebun karet milik warga di Desa Kuala Satong, Kecamatan Matan Hilir Utara, Kabupaten Ketapang, Sabtu (21/9/2019).
Orangutan yang diberi nama Jerit ini berjenis kelamin jantan dan diperkirakan berusia 7 tahun.
Sebelumya, masyarakat kebun Kuala Satong serta tim patroli OPU dari IAR menemukan satu orangutan remaja yang sudah lama dilaporkan oleh pemilik kebun karet.
“Kami mempunyai kerjasama yang baik dengan petani dan masyarakat di areal landscape Gunung Palung-Sungai Putri” ujar Argitoe Ranting, Manager Lapangan IAR Indonesia.
“Dengan kerjasama seperti ini, orangutan masih bisa diselematkan, dan tidak disakiti oleh para masyarakat di sini.
Tetapi karena hutan di sekitar kebun sudah terbakar semua, kita tidak ada alternatif, dan orangutan ini harus ditangkap dan ditranslokasi ke hutan yang aman,” tambahnya
Artikel di atas telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumsel Munculkan Sisa-sisa Benda Kuno, Diduga Peninggalan Sriwijaya