News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penyidik KPK Diteror

Tim Teknis Kasus Penyiraman Air Keras Terhadap Novel Baswedan Bekerja Secara Tertutup, Ini Alasannya

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Mohammad Iqbal di Hotel Cosmo Amarossa, Jakarta Selatan, Rabu (16/10/2019).

Seperti apa yang diinginkan Jokowi dalam pembentukan tim dari Polri tersebut.

"Tanggal 19 Oktober 2019. pekan depan bisa terwujud karena rakyat Indonesia tentu ingin mengetahui siapa pelaku penyiraman air keras sehingga membuat mata Novel Baswedan hampir buta," ujar Yudi.

Diketahui, Novel Baswedan diserang oleh dua orang pengendara motor pada 11 April 2017 seusai salat Subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Namun hingga kekinian polisi belum bisa mengungkap pelaku yang telah merusak mata kiri Novel akibat tersiram air keras.

Baca: Novel Baswedan Sebut Ada Pembentukan Opini agar KPK Dicap Jelek

Dipimpin Kabareskrim

Mabes Polri mengungkap sejumlah nama yang dilibatkan dalam tim teknis yang mengusut kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan.

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menyebut nama Kabareskrim Polri Komjen Pol Idham Azis dan Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Pol Nico Afinta berada di pucuk tim.

Adapun Idham menjabat sebagai Penanggung Jawab Tim Teknis, sementara Nico menjabat sebagai Ketua Tim Teknis.

"Sebagaimana disampaikan, Penanggung Jawab tim adalah bapak Kabareskrim. Ketua tim teknis adalah Brigjen Nico Afinta," ujar Dedi, di Bareskrim Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (1/8/2019).

Baca: Komisi I Desak Pemerintah Rampungkan Draf RUU Perlindungan Data Pribadi

Mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu juga menuturkan jika tim teknis akan dibagi ke dalam beberapa sub tim.

Antara lain sub tim penyelidik, penyidik, interogator, surveillance, siber, INAFIS, Laboratorium Forensik (Labfor) serta sub tim Anev.

Jenderal bintang satu itu pun memohon doa dari semua pihak agar tim teknis dapat bekerja secara maksimal, efektif dan efisien untuk mengungkap pelaku penyiraman tersebut.

Baca: PDIP: Tanpa KPK Minta, Kami Tak Akan Calonkan Mantan Koruptor Untuk Pilkada 2020

Lebih lanjut, ia mengungkap anggota Densus 88 Antiteror yang dilibatkan di tim teknis tergabung dalam unit surveillance, IT, dan interogator.

"Itu kemampuan khusus yang dimiliki oleh Densus 88. Kami berkomitmen dan serius mengungkap perkara dalam tempo yang sesingkat-singkatnya," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini