Laporan WartawanTribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Kepala RSPAD Gatot Soebrotom, dokter Terawan Agus Putranto resmi ditunjuk dan dilantik menjadi Menteri Kesehatan RI periode Jilid II Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Wakil Presiden Maruf Amin.
Terawan Agus Putranto merasa bersyukur telah diberikan tanggung jawab dan amanah langsung oleh Presiden Jokowi.
Baca: Tak Datang saat Pemanggilan Calon Menteri, Muhadjir : Saya Perlu Konsultasi Pimpinan Muhammadiyah
Ia menuturkan, akan fokus memprioritaskan visi Jokowi - Maruf Amin dalam hal memajukan sumber daya manusia (SDM).
Di antaranya, penyelesaian masalah stunting, BPJS, maupun pelayanan preventif dan promotif.
"Ya bahagia lah (perasaan setelah dilantik). Saya diberikan tanggung jawab, amanah untuk bekerja. (stunting, BPJS, maupun pelayanan preventif dan promotif) itu yang harus dimajukan, dan banyak hal yang sekiranya bisa mendukung visi SDM bisa tercapai," ujar dia di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Ia yang memiliki latar belakang medis dari dunia militer, mengakui akan banyak belajar mengenai birokrasi di pemerintahan.
"Saya di sisi birokrasi militer dan kalau dari sisi organisasi internasional, saya adalah ketua dokter militer dunia. Mudah-mudahan itu bisa saya pakai untuk membantu mempercepat mengatasi persoalan secara bersama-sama, sehingga bisa mempercepat apa yang sudah dicapai menteri sebelumnya," jelas dia.
Saat disinggung, mengenai Ikatan Dokter Indonesia yang pernah memecatnya dalam sidang Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) PB IDI), dokter yang dikenal dengan 'terapi cuci otak' ini menanggapinya santai.
Baginya, pro kontra dalam hal apapun lumrah terjadi.
"Ya enggak apa apa (soal IDI), kan namanya juga sekarang jabatan politis, ada yang menerima ada yang menolak. itu hal biasa," ucapnya.
Baca: Wishnutama Jadi Menteri Pariwisata yang Baru, Arief Yahya: Saya Pamit Mundur
Terawan pun menuturkan ke depan, akan terus berdedikasi melayani pasien sebagai dokter.
"Saya tetap dokter yang akan juga membantu, di mana pun saya berada untuk memberikan konsultasi. Saya kan mau menolongnya, ada emergency nggak mungkin enggak saya tolong, kan pasti harus menolong," ungkapnya.
Terkenal dengan metode 'cuci otak'
Baca: Refly Harun Sebut Posisi Menteri yang Cocok untuk Mahfud MD, Kecewa jika di Menkumham
Nama dokter Terawan pernah jadi pemberitaan karena dianggap telah melanggar kode etik dengan metode "cuci otak".