TRIBUNNEWS.COM - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir telah memastikan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok akan mengisi jabatan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).
Pernyataan tersebut diungkap langsung olehnya pada Jumat (22/11/2019), seperti yang ditayangkan Kompas TV.
Erick pun menyampaikan, Ahok dijadwalkan akan mulai bertugas di Pertamina pada Senin (25/11/2019).
Sementara itu, Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Gerindra Andre Rosiade menyerahkan sepenuhnya penunjukan Ahok sebagai Komisaris Utama pada Menteri BUMN.
"Sepenuhnya dari Kementerian BUMN. Kami dari DPR hanya bisa menonton pengangkatan ini," ujarnya, seperti yang diberitakan Kompas TV.
Kendati demikian, Andre mengingatkan sejumlah hal terkait pengangkatan Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).
Politikus Gerindra tersebut menuturkan, jika pengangkatan Ahok tidak membawa kebaikan dan justru menimbulkan kekisruhan, dirinya bersama Komisi VI DPR siap akan merekomendasikan pada Menteri BUMN untuk memecatnya.
"Tapi kami ingatkan, kalau seandainya nanti yang bersangkutan tidak membawa kebaikan tapi membawa kekisruhan dan kinerjanya tidak baik alias amburadul, tentu kami di Komisi VI akan merekomendasikan pada Erick Thohir agar yang bersangkutan dipecat," tegasnya.
Dilansir dari Kompas.com, Andre juga telah mengingatkan Menteri BUMN untuk memanggil Ahok terlebih dahulu sebelum dilantik sebagai Komisaris Utama Pertamina.
"Kita sudah ingatkan Menteri BUMN Erik Tohir, sebelum dilantik Pak Ahok dipanggil dulu," kata Andre Rosiade saat melakukan kunjungan ke PT Pelindo II Cabang Teluk Bayur Padang, Sabtu (23/11/2019).
Andre meminta Erick untuk mengingatkan Ahok agar tidak pentantang-petenteng.
Selain itu ia juga meminta Ahok dapat mengubah gaya komunikasinya.
"Diingatkan agar tidak petantang-petenteng dan mengubah gaya komunikasinya," ujarnya seperti yang diberitakan Kompas.com.
Andre menyampaikan, banyak tugas yang harus dibenahi dan diawasi Ahok di Pertamina.