Oleh karenanya, salah satu latar belakang pada doodle Ani Idrus tersebut ada yang bertuliskan "WASPADA".
Kemudian pada 1949, Ani menerbitkan majalah "Dunia Wanita".
KArena kontribusi Ani Idrus di bidang jurnalistik ini sangat menukik, maka ia meraih beragam penghargaan dari pemerintah.
Menteri Penerangan Republik Indonesia pada tahun 1990 memberikan penghargaan kepada Ani Idrus sebagai wartawan di atas usia 70 tahun yang masih aktif berkontribusi.
Sebelumnya, ia juga sempat mendapatkan penghargaan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang diberikan kepadanya pada tahun 1959 dan menerima piagam Pembina Penataran Tingkat Nasional dari BP7 Jakarta pada 1979.
Melansir dari Wikipedia.org, Ani Idrus memulai pendidikannya di Sekolah Dasar yang berada di Sawahlunto.
Kemudian dirinya melanjutkan ke sekolah madrasah dan mengaji di surau.
Lalu, pada tahun 1928 Ani Idrus pindah ke Medan dan melanjutkan sekolah madrasahnya.
Setelah itu, ia masuk Methodist English School, Meisjeskop School, Schakel School, Mulo (Taman Siswa) & SMA sederajat.
Ia menjadi mahasiswa dari UISU Medan, fakultas Hukum pada tahun 1962-1965 dan pada 1975 menjadi mahasiswa Fisipol.
Ani Idrus menyelesaikan sidang akhirnya untuk memperoleh doctoranda pada jurusan Ilmu Sosial Politik.
Perjalanan kariernya pun sangat panjang, dimulai dari profesinya menjadi wartawan ia juga sebagai Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Harian Umum Nasional 'Waspada', Majalah 'Dunia Wanita' dan edisi Koran Masuk Desa (KMD, dan Koran Masuk Sekolah) sejak tahun 1969 sampai 1999.
Ani Idrus pernah menyampaiakan makalahnya pada seminar Peranan Surat Kabar Sebagai Pers Pembangunan di Daerah yang di selenggarakan oleh FISIPOL UISU dengan pembanding malah Bapak H. Yoesoef Sou'yb.
Beberapa organisasi yang diikutinya selain PWI, yakni mendirikan 'Yayasan Balai Wartawan' Cabang Medan menjabat sebagai ketua dan 'Yayasan Akademi Pers Indonesia' (A.P.I.) menjabat sebagai wakil ketua.