Mengingat sebentar lagi akan adanya bonus demografi yang harus Indonesia antisipasi.
Negara Indonesia kedepannya akan bergantung pada anak - anak yang produktif.
Baca: Fadli Zon Sebut Staf Khusus Milenial Jokowi Hanya Jadi Lipstik, Gracia Billy Beri Jawaban Telak
Sehingga untuk menghadapi itu, Indonesia harus dapat mengembangkan SDM yang dimilikinya.
Dalam konteks ini Putra melihat staf khusus ini dapat menjadi satu diantara cara untuk dapat membantu program Jokowi terkait SDM.
Karena Putra mengakui potensi dan pemikiran tidak biasa yang dimiliki oleh tujuh staf khusus presiden yang baru ini.
Setelah saya pensiun jadi Pemimpin redaksi saya sempat bertemu dengan beberapa dari staf khusus ini, saya bikin startup digital juga sehingga kami berkomunikasi dan mereka memang memiliki pemikiran yanhg dikatakan presiden out of the box," ungkap Putra.
Baca: Stafsus Presiden Baru: Disebut Anak Magang, Kerja Seminggu Sekali, hingga tanpa Tugas Spesifik
Terkait hasil kinerja ketujuh anak muda ini sebagai staf khusus presiden, Putra mengatakan hal ini dapat dilihat pada output presiden.
"Staf inikan tanggung jawabnya pada presiden, kita akan lihat nanti output nya ada di presiden," ujar Putra.
"Presiden akan mendapat input dari staf khususu terkait hal - hal yang out of the box dan inovatif, kemudian presiden memformulasikan dengan kementerian lalu diumumkan bahwa ini adalah inovasi baru," imbuhnya.
Baca: Jokowi Tunjuk 7 Staf Khusus Milenial, Fahri Hamzah: Saya Mau Bilang Hati-hati
Di sisi lain, Jokowi dalam pemerintahannya yang kedua ini tidak adanya pembidangan dalam staf khusus.
Hal ini tentunya berbeda dengan periode sebelumnya atau periode pada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Dalam perkenalan staf khusus pada beberapa waktu lalu Jokowi mengaku hal ini karena ia menginginkan adanya kerjasama dalam membuat terobosan ataupun program baru.
(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma)