"Skenario mereka yang seolah-olah merekayasa serangan jantung namun batal ada warna merah kebiruan di wajah korban," ujarnya dilansir melalui YouTube Kompas TV, Kamis (16/1/2020).
Kemudian istri korban bersikeras agar jasadnya harus dibuang, tapi tidak malam itu.
Karena Zuraida tahu jika korban tidak memiliki kebiasaan keluar malam dan ada satpam di rumahnya.
"Ada security, takutnya pada saat bawa jenazah karena yang bawa mobil bukan suaminya akan ketahuan," ungkapnya.
Perdebatan terjadi antara 3 tersangka karena tidak sesuai dengan skenario awal.
Akhirnya para tersangka sepakat untuk membuang jasad Hakim Jamaluddin pukul 04.00 pagi itu.
Fakta lain yang terungkap adalah korban sudah digunakan baju batik tapi diganti dengan baju olahraga.
"Korban jasadnya sudah dipakaikan baju batik tapi istrinya ingat bahwa itu hari Jumat hari olahraga maka dipasangkan training," imbuhnya.
Pada rekontruksi ini semua tersangka hadir dan dilakukan di 4 lokasi.
"Lokasi dilakukan rekontruksi ada 4 lokasi mulai dari perencanaan, eksekusi, pembelian handphone dan pembuangan jasad korban," katanya.
Ia menjelaskan jika terdapat 77 adegan pada saat rekonstruksi ini dan 54 adegan diantaranya dilakukan di rumah korban.
"54 adegan ada dirumah ketika para tersangka datang dijemput oleh pelaku (istri korban) kemudian menginap beberapa jam disimpan dilantai 3 kemudian sampai eksekusi pada jam 01.00," jelasnya.
Menurutnya rekonstruksi ini dilakukan untuk menguatkan dakwaan bahwa ini kasus pembunuhan berencana.
(Tribunnews.com/Faisal Mohay)