Totok dan Fanni sengaja mendirikan Keraton Agung Sejagat pada tahun 2018 untuk melakukan penipuan.
"Mereka berdua ini membuat perencanaan ini," jelasnya.
Iskandar juga menjelaskan, Totok dan Fanni sudah mempersiapkan kedok penipuannya yaitu keraton fiktif secara detail.
Setidaknya kurang lebih dua tahun lalu mereka telah merencanakan Keraton Agung Sejagat.
"Mereka tidak main-main. Mereka sudah merencanakan (Keraton Agung Sejagat) dengan detail," ungkap Iskandar di Mapolda Jateng dikutip dari Kompas.com.
Bahkan, TotokĀ dan Fanni juga mendirikan cabang-cabang Keraton Agung Sejagat di berbagai daerah sejak 2018.
Keduanya kemudian mempersiapkan rekening bank untuk mengumpulkan iuran dari pengikutnya.
Permintaan Maaf Sang Raja, Toto Santoso
Sebelumnya, Totok Santoso mendeklarasikan dirinya sebagai raja dari Keraton Agung Sejagat.
Belakangan, dia mengumumkan permintaan maaf dan mengakui kerajaannya adalah kebohongan.
"Pada kesempatan ini, saya mohon maaf karena Keraton Agung Sejagat yang saya dirikan itu fiktif. Kemudian, janji kepada pengikut saya juga fiktif, selanjutnya telah membuat resah masyarakat Purworejo pada khususnya dan seluruh masyarakat pada umumnya," ungkap Toto di Mapolda Jawa Tengah Selasa (21/1/2020) dikutip dari Kompas.com.
Totok menyerahkan proses hukum kepada kepolisian.
Gegernya Keraton Agung Sejagat ini dimulai sejak mereka mengadakan acara wilujengan dan kirab budaya, yang dilaksanakan dari Jumat (10/1/2020) hingga Minggu (12/1/2020) di Purworejo, Jawa Tengah.
Polisi kemudian menangkap Totok dan Fanni di Yogyakarta pada Selasa (14/1/2020) karena menduga ada indikasi penipuan dalam aktivitas Keraton Agung Sejagat.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)(Kompas.com/Kontributor Semarang, Riska Farasonalia)