TRIBUNNEWS.COM - Salah satu faktor yang membuat Covid-19 atau Virus corona tak dapat terdeteksi di Indonesia disebut-sebut karena adanya perbedaan cuaca dan sinar matahari.
Menjawab Menjawab pertanyaan itu seperti dilansir dari Kompas.com, Peneliti Senior LBM Eijkman Prof. David Muljono mengatakan, hingga saat ini belum ada kaitannya antara nol kasus pasien terinfeksi Covid-19 di Indonesia dengan cuaca dan matahari.
"Enggak bisa dijelaskan ini, sampai sekarang belum ada kaitannya," kata David dalam acara "Menyikapi Virus Corona 2019-nCoV: Dari Lembaga Eijkman untuk Indonesia", di Jakarta, Rabu (12/2/2020).
Namun, diakui David, kondisi cuaca dapat memengaruhi kondisi kesehatan dan memicu penyakit tertentu.
Sebagai contoh, saat cuaca sedang dalam kondisi musim dingin (winter), seseorang lebih rentan terkena penyakit.
Namun, pada kondisi cuaca normal, tidak banyak memengaruhi kesehatan seseorang.
David berkata, Indonesia dan beberapa negara tetangga lainnya yang berdekatan secara geografis memiliki kondisi cuaca yang relatif sama normalnya.
Bagaimana dengan matahari?
Beberapa orang mengatakan, sinar matahari di Indonesia adalah alasan di balik tidak adanya kasus virus corona Wuhan atau Covid-19 di negara ini.
Namun, hingga saat ini, belum ada penjelasan atau bukti ilmiah yang mampu menjelaskan hubungan keduanya.
"Informasi ini yang saya tidak bisa jawab. Pengaruh cuaca dan matahari itu relatif," kata dia.
David hanya menganjurkan, seseorang lebih baik banyak beraktivitas di alam terbuka, terutama yang masih asri.
Dengan beraktivitas di luar ruangan, kekebalan tubuh meningkat dan pada akhirnya dapat meningkatkan kondisi fisik dan mental, terutama dalam mencegah penyakit, termasuk mencegah Covid-19.
Bagaimanapun, sinar matahari terbukti baik bagi tubuh karena dapat memberi sumber nutrisi, seperti vitamin D dan E.