TRIBUNNEWS.COM - Ditemukan jenis zat radioaktif Caesium-137 (Cs-137) di Perumahan Batan Indah, Kademangan, Setu, Tangerang Selatan (Tangsel).
Sumber radiasi dipastikan bukan berasal dari kebocoran reaktor nuklir GA Siwabessy yang berada di kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan Teknologi (Puspiptek).
Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Anhar Riza Antariksawan, menyatakan reaktor nuklir dalam kondisi aman dan selamat yang beroperasi sejak 1987 tersebut.
Anhar menuturkan Caesium-137 adalah produk fisik yang terdapat di bahan bakar dan hanya akan terlepas jika ada kejadian yang melibatkan kerusakan bahan bakar.
Baca: Lembaga Energi Atom Internasional Sebut 189 Insiden Nuklir dan Radioaktif Terjadi Di 2019
"Jika pelepasan terjadi, pasti akan langsung terdeteksi oleh sistem pemantau radiasi yang ada di gedung reaktor."
"Kalau ada yg terlepas di udara, maka akan tercatat oleh sistem pemantau radioaktivitas lingkungan yang ada," papar Anhar dalam keterangan resminya, dikutip TribunJakarta.com.
Anhar menyebut, seperti yang terjadi di Perumahan Batan Indah, jika reaktor nuklir bocor maka paparannya tidak akan terlokalisir.
Lebih lanjut, ia menyarankan masyarakat untuk mengetahui besar radioaktivitas di sekitar kawasan nuklir Setu dan Serpong dengan mengakses secara daring melalui radmon.batan.go.id.
"Silakan dicek apakah ada kenaikan paparan radiasi dan berapa besar paparan selama ini."
"Pengukuran oleh Bapeten pada saat penemuan adanya paparan di atas ambang di lokasi lahan kosong di perumahan Batan Indah juga menunjukkan bahwa tidak ada paparan di area lain yang dipantau dari Pamulang hingga Stasiun Serpong, semuanya normal," ujar Anhar.
Baca: Zat Radioaktif Cs 137 di Batan Indah Tangsel Memicu Kanker, Efek Radiasi Paling Cepat Kulit Terbakar
Sumber radiasi di perumahan Batan Indah sudah dilakukan pengangkatan Caesium-137.
Hingga kini Batan bersama Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), dengan Pemkot Tangsel dan aparat kepolisian melalui Detasemen Kimia, Biologi dan Radioaktif (KBR) melakukan pengangkatan tanah yang terkena Caesium-137 dan pemantauan tingkat paparan radiasi di sekitar lokasi.
"Tim clean up fokus untuk membersihkan dan mengangkat tanah yang terkontaminasi dan membawanya ke Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) Batan," jelas Anhar.
Proses pengangkatan tanah yang terkontaminasi atau dekontaminasi telah berlangsung sejak Senin (17/2/2020) pagi.