Namun hal yang berbeda jika ada pihak yang menimbun masker untuk dibagikan secara sukarela.
Mereka tidak akan ditindak karena menurutnya dalam hukum pidana terdapat dua unsur penting yang harus dilihat yakni perbuatan dan niat jahat atau mens rhea.
"Perbuatan sama-sama menimbun masker. Itu perbuatan. Sama-sama sebuah fakta. Tapi kemudian mens reanya berbeda. Satu ingin menolong, yang satu ingin mencari keuntungan. Sehingga berapapun orang harus beli karena dalam keadaan panik. Itu yang ditindak oleh polisi. Saya kira polisi sudah proporsional melakukan itu," kata Mahfud.
Salah Fatal
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan, PD Pasar Jaya selaku BUMD DKI telah melakukan kesalahan fatal, karena menjual masker dengan harga tak wajar.
Diketahui BUMD DKI itu menjual masker per boks seharga Rp 300 ribu yang tersedia di gerai-gerai mereka.
Menurut Tulus, langkah PD Pasar Jaya yang mematok harga tinggi adalah tindakan ngawur.
Gubernur Anies Baswedan sudah sepatutnya menegur BUMD DKI itu.
"Naik harga mungkin bisa tapi ya tentu yang rasional. Jangan ikut mencari keuntungan berlebih di tengah kepanikan masyarakat. Saya kira ini kesalahan total kalau PD Pasar Jaya menjual masker dengan harga yang mengikuti harga ugal-ugalan itu," kata Tulus saat dihubungi, Kamis (5/3/2020).
"Kalau PD Pasar Jaya melakukan itu, lalu konsumen akan mencari harga yang wajar dari mana? Ngawur itu PD Pasar Jaya," tegas dia.
PD Pasar Jaya sendiri beralasan harga tinggi dipatok karena mereka mendapatkan ribuan boks masker itu bukan dari produsen atau pihak pertama.
Sehingga kondisi ini membuat mereka menyesuaikan harga jual kembali.
Namun Tulus tak dapat menerima alasan itu. Sebab, PD Pasar Jaya selaku perusahaan milik pemerintah semestinya bisa menjangkau para produsen masker.
Jika itu dilakukan dan selagi harga produksi masker tidak alami lonjakan, maka bisa dipastikan harga jual masker dari PD Pasar Jaya tidak akan naik terlalu signifikan.
Lebih lanjut, Tulus berharap Pemprov DKI busa menjual alat pelindung semisal masker dan cairan pembersih tangan (sanitizer) dengan harga wajar.
Sebab cara itu jadi salah satu upaya meredam kepanikan di tengah masyarakat.
"Tapi untuk menenangkan warga, jual lah masker dengan harga wajar bukan ikut-ikutan begitu," ungkap dia.
Diketahui PD Pasar Jaya menyediakan 1.450 boks masker yang didistribusikan pada gerai-gerai mereka.
"Kalau sekarang kan isunya stok masker habis. Nah, kami sedang dalam upaya untuk bisa menghadirkan itu. Kurang lebih, kita sedang mengadakan 1.450 boks masker," kata Manajer Bidang Umum dan Humas PD Pasar Jaya Gatra Vagansa, Rabu (4/3/2020).
Tapi BUMD DKI ini membanderol harga satu boks masker merek Wellbest sebesar Rp 300 ribu, dengan isi 50 lembar masker.
Sedangkan harga eceran untuk satu masker dihargai Rp 6.500. Harga tersebut bukan harga normal.
Karena biasanya masker merek Wellbest dibanderol kisaran Rp 30 ribu. Artinya ada kenaikan 10 kali lipat dari harga normal.
Gatra menjelaskan tingginya harga yang dibanderol Pemprov DKI lantaran pihaknya membeli bukan dari pihak pertama. Sehingga harga yang dijual ke konsumen PD Pasar Jaya menyesuaikan dengan harga beli awal.
"Kalau yang paling biasa yang warna hijau itu mungkin kurang lebih harganya cuma 30.000-an kalau nggak salah di Pramuka," ucap Gatra.
"Betul (harganya naik). Memang harga perolehannya sendiri saat ini naik," jelas dia.
Namun Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin membantah pihaknya menjadi spekulan masker.
Hal ini merujuk kepada rencana awal BUMD DKI tersebut yang akan menyediakan 1.450 box masker dengan banderol Rp 300 ribu per box.
Ia mengatakan pihaknya bekerja sama dengan para pedagang farmasi Pasar Pramuka untuk menjual masker dengan harga Rp 125 ribu per box-nya.
Harga itu diketahui turun setengah harga dari rencana awal dan jumlah masker yang disediakan pun menjadi satu juta masker.
"Jadi buat teman-teman semuanya, mudah-mudahan ini bisa meluruskan berita yang saat ini simpang siur. Kami bukan bermaksud hadir kemudian jadi spekulan buat jual masker mahal. Tapi kami hadir memang ingin tahu market di pasar itu luar biasa," ujar Arief, ditemui di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, Kamis (5/3/2020). (Theresia/igman/gita/Vincentius/tribunnetwork/cep)