Ada juga suara gamelan yang terdengar melalui pengeras suara.
Rosyid mengatakan, para tetangga menerima kedatangan M dengan tangan terbuka. Tetangga, kata dia, tak ingin mengucilkan M yang selesai menjalani karantina.
Sambutan meriah itu merupakan inisiatif warga setempat. Aksi itu dilakukan untuk meredam kepanikan warga menghadapi Covid-19. Rosyid berharap masyarakat tak mengucilkan pasien terkait Covid-19.
"Saya harap warga tidak bicara yang belum jelas kepastiannya. Orang yang reaktif, belum tentu positif. Seperti M, dia reaktif dalam rapid test, dan diperbolehkan pulang dari tempat karantina karena negatif,” kata Rosyid.
Rasyid menyebut, beberapa warga di luar desanya sempat mengucilkan warga berstatus ODP yang menjalani karantina.
Padahal, belum tentu ODP tersebut positif Covid-19.
“Belum tentu positif, sudah dijauhi. Kan kasihan,” kata Rosyid.
Sementara itu, Kepala Diskominfo, Statistik, dan Persandian Probolinggo Yulius Christian mengumumkan tambahan tiga pasien positif Covid-19, Selasa (9/2/2020).
Sehingga terdapat 120 kasus positif Covid-19 di Probolinggo hingga saat ini.
“Dari 120 pasien positif, tiga di antaranya pasien baru. Sebanyak 34 orang sedang dirawat, 84 orang sembuh, dan meninggal dunia 2 orang,” kata Yulius.
Selain itu, terdapat 478 orang dalam pemantauan dan 64 pasien dalam pengawasan di Probolinggo. (Tony Hermawan)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Viral 5 Bocah Surabaya Minta Diadopsi karena Orangtua Meninggal Terpapar Covid-19, Faktanya Terkuak