Baik dirinya maupun tokoh lainnya seperti Ketua PA 212 Slamet Maarif, Ketua GPNF Ulama, Yusuf Muhammad Martak, hingga Haikal Hasan menduga pembakaran bendera PDIP tersebut dilakukan oleh penyusup.
Lantaran tak ada dalam rencana aksi.
"Bukan mustahil dilakukan oleh penyusup," katanya.
Pihaknya menduga para penyusup sengaja membuat suasana menjadi gaduh, kacau, dan memberikan stigma buruk.
Edy juga menyebut tidak mengetahui persis soal kecelakaan pembakaran bendera PDIP.
"Saya nggak tahu persis karena sebagai korlap saya lebih banyak berada di atas panggung komando jadi saya tidak tahu persis siapa yang membawa dan merencanakan pembakaran bendera PDIP tersebut," lanjutnya.
Baca: Tanggapi Pembakaran Bendera PDIP, Ketum Pagar Nusa: Jangan Impor Konflik Timor Tengah ke Indonesia
Pihaknya mengatakan terlebih saat aksi massa yang datang penuh histeria, dan beberapa pun spontan untuk melakukan pembakaran bendera.
"Sekali lagi soal pembakaran bendera PDIP itu tidak ada rencana sama sekali jangankan bendera PDIP pembakaran bendera PKI pun tidak ada dalam rencana," ujarnya.
Edy juga menyebut dirinya pun akhirnya menyetujui aksi spontan membakar bendera.
Namun persetujuan tersebut dikatakannya lantaran setahu dirinya bendera yang akan dibakar adalah bendera PKI.
"Kalau kemudian saya sebagai korlap menyetujui karena saya melihat antusiasme massa pada waktu itu, dan yang saya tahu yang akan dibakar adalah bendera PKI, namun ternyata bendera PDIP, saya kaget," katanya.
Lantas saat ditanya mengapa tidak dihentikan, Edy menjawab hal tersebut lantaran histeria massa begitu kuat.
Edy mengatakan dibalik adanya pembakaran bendera, yang pasti tujuan utama adalah untuk untuk menolak RUU HIP, dan menjaga ideologi Pancasila.
Dirinya juga menyebut apabila aksi-aksi sebelumnya masyarakat selalu mengidentifikasi bahwa itu adalah aksi umat Islam namun kali itu adalah aksi ini adalah aksi masyarakat Indonesia.