Sebab, Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan disebut kecewa sekali.
”Apalagi, dalam perkembangannya, Pak Wahyu pernah bilang bahwa dalam pilkada ini ada komisioner (KPU) yang tidak senang dengan salah satu anggota (KPUD). Jadi, saya was-was,” ungkapnya.
Menanggapi permintaan itu, aku Thamrin, Wahyu mengatakan, ”Kita usahakan semuanya lolos.”
Setelah pertemuan dengan Wahyu itulah, Thamrin lantas menghadap Gubernur Dominggus Mandacan, karena Wahyu sempat bertanya tentang kesiapan Gubernur.
”Pak Gub menyampaikan, ’Di sini bukan harga diri saya yang dipertaruhkan, tapi harga diri orang Papua.’ Ini ancaman besar, bahkan ada keluarga saya yang diancam akan dibakar. Ini ancaman bukan main-main,” kata Thamrin.
Thamrin mengaku, ia diminta datang ke kediaman resmi Gubernur Papua Barat di Manokwari.
”Ada telepon, sepertinya dari ajudan Pak Gubernur, untuk datang ke kediaman pribadi Pak Gub. (Uang itu) diberikan di luar pagar dan dikatakan agar langsung untuk Pak Wahyu. Jumlahnya Rp 500 juta,” ujarnya.
Atas perintah itu, Thamrin lalu meminta nomor rekening Wahyu.
Tapi karena Wahyu tidak kunjung mengirimkan, Thamrin memasukkan uang tersebut ke rekeningnya sendiri.
”Baru sorenya Pak Wahyu kirim rekening Ika Indrayani di Bank BCA. Lalu saya transfer tanggal 7 Januari itu. Sudah itu saya laporkan ke Pak Wahyu, saya bilang sudah transfer. Saya katakan 'tiga orang asli Papua harus masuk', lalu beliau balas ’sip’ ke saya,” kata Thamrin.
Ika Indrayani adalah istri dari sepupu Wahyu.
Ia dipinjam rekeningnya untuk menerima transferan tersebut dengan alasan untuk urusan bisnis. (*)