Owa itu adalah indikator kualitas hutan yang baik.
“Dengan adanya Owa di suatu hutan, kualitas hutan untuk hewan lain juga akan lebih baik,” ujarnya.
Sejak 2013 hingga 2019, Pertamina EP Asset 3 Subang Field dan Yayasan Owa Jawa telah melepasliarkan 24 Owa Jawa.
Ukong dan Gomeh merupakan dua dari enam Owa Jawa yang dihabituasi sepanjang 2020.
Owa Jawa sudah masuk daftar merah IUCN dengan status Vulnerable karena tersisa sekitar 2.000-4.000 ekor,
Owa Jawa merupakan spesies Owa yang paling langka di dunia.
Di samping karena kerap diburu, lanjut dia, jumlah Owa Jawa yang sedikit juga diakibatkan sifat alaminya.
Proses reproduksi Owa Jawa juga lama, sifat teritorial Owa dan sifatnya yang monogami menyebabkan sulitnya konservasi primata setia ini karena populasinya memang sangat sedikit.
Hal inilah membuat populasi Owa Jawa menuju kepunahan. Sehingga apa yang sudah dilalui Ukong dan Gomeh merupakan rangkaian proses sebagai bagian dari upaya pelestarian Owa Jawa.
Kerja sama Pertamina EP Subang Field dengan Yayasan Owa Jawa meliputi program reintroduksi dan monitoring Owa Jawa di kawasan Hutan Lindung Gunung Malabar Jawa Barat, perlindungan Owa Jawa dan habitatnya, mendukung program konservasi Owa Jawa seperti pemulihan habitat, pemberdayaan masyarakat, ekowisata, komubikasi dan edukasi, penelitian, hingga peningkatan SDM terkait konservasi Owa Jawa.
Adam Maryanto, Pjs Field Manager Subang, mengatakan kegiatan pemindahan Ukong dan Gomeh bersama dengan Yayasan Owa Jawa merupakan bagian dari translokasi sebanyak enam Owa Jawa dari kawasan Cigembong Lido ke kawasan Hutan Lindung Gunung Malabar, atau tepatnya di Gunung Puntang.
“Kerja sama Pertamina EP Subang Field dan Yayasan Owa Jawa telah terjalin sejak 2013. Kami tentunya sebagai salah satu perusahaan yang ada di Jawa Barat, turut prihatin dengan masalah keanekaragaman hayati di Indonesia, khususnya dalam hal ini juga Owa Jawa,” kata Adam.
Baca: Cerita Turis yang Lengannya Robek Akibat Diserang Singa saat Safari di Afrika
Adam berharap dengan kontribusi dari berbagai pihak, Owa Jawa dapat kembali lestari di habitatnya dan berdampak pada terciptanya keseimbangan pada alam.
“Keseimbangan ini tidak hanya kemudian akan memberikan dampak positif terhadap keberlanjutan sebuah perusahaan, namun juga kehidupan kita sebagai manusia,” terangnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Menuju Kepunahan, Sepasang Owa Jawa Masuk Habituasi di Lereng Gunung Puntang