TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim sangat bangga bisa menghadiri Webinar Nasional Kelima Taruna Merah Putih (TMP), Minggu (30/8/2020) malam.
Webinar yang mengambil tema "Sistem Pendidikan di Tengah Pademi Covid-19" itu diikuti lebih dari 6.000 peserta.
Nadiem mengatakan bahwa pandemi Covid-19 membuat posisinya sangat sulit.
Padahal sejatinya ia sedang melakukan perubahan dramatis terkait dengan reformasi pendidikan.
Maka di tengah pandemi ini, pada mulanya meningkatkan pembelajaran menjadi berorientasi pada penyelamatan pembelajaran.
Dipandu Wali Kota Semarang Hendra Prihadi sebagai moderator, Nadiem pun mendapat pertanyaan dari aktivis, media, orang tua murid dan guru.
Bahkan webinar ini memberikan kesempatan kepada Sesya Syakila Putri, anak kelas 5 SD di Magelang untuk bertanya.
Sesya mengatakan bahwa ia sangat kangen dengan sekolah, guru dan temannya.
Dengan nada empati, Nadiem mengatakan bahwa prioritas Kemendibud saat ini adalah mencari cara bagaimana mengembalikan anak-anak ke sekolah agar bisa tatap muka, dengan tetap seaman mungkin.
Tentu saja pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini, bukan hanya di Indonesia namun juga di seluruh dunia, merupakan situasi yang tidak ideal dan memicu ekses psiko-sosial.
Nadiem pun mengatakan bahwa untuk daerah zona kuning dan hijau ada surat keputusan bersama empat kementerian.
Baca: Catat Rekor Baru, Peserta Webinar Nasional TMP soal Pendidikan Tembus Lebih 6.000 Peserta
Yaitu tetap memberikan hak untuk melakukan pembelajaran tatap muka kembali dengan keputusan melibatkan Pemda, Komite Sekolah dan anak itu sendiri.
"Kami harus imbangi resiko kesehatan dan resiko di daerah yang sangat sulit melakukan PJJ dengan segala keterbatasan. Kita tak mau kesenjanagan pendidikan di daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal) dengan Indonesia lainnya menjadi semakin besar. Apa yang disampaikan Sesya, tak terbayang pada delapan bulan lalu. Bagaimana seorang siswa rindu sekolah, guru dan teman-teman. Ini bukti bahwa makna sekolah dan guru itu banyak sekali," ungkap Nadiem.
Di tengah pandemi Covid-19 ini, Nadiem pun melakukan berbagai terobosan. Misalnya persoalan kuota dengan membuka dana biaya operasional sekolah (BOS) 100 persen bisa digunakan untuk biaya kuota guru, biaya kuota murid dan pembeliaan ponsel atau apapaun yang diperlukan terkiat dengan protokol kesehatan di sekolah.