Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengaitkan pergantian dirinya dari jabatan Panglima TNI pada 2017 lalu dengan pemutaran film G30S/PKI.
Gatot mengatakan, saat menjadi Panglima TNI, dirinya memerintahkan anggotanya untuk menggelar menonton bersama film G30S/PKI.
Namun, seperti ditayangkan dalam chanel Youtube Hersubeno Arief, dan Suara Islam, Gatot menyebut ada seorang politikus PDI Perjuangan mengingatkannya untuk menghentikan perintah nobar film G30S/PKI.
Baca: Istana Sebut Gatot Nurmantyo Kebablasan Kaitkan Pencopotan Panglima TNI dengan Film G30S/PKI
Ancaman dicopot dari jabatannya pun disampaikan politikus PDI Perjuangan itu, jika tetap menggelar nobar film G30S/PKI.
"Pada saat saya menjadi Panglima TNI, saya melihat itu semuanya. Maka saya perintahkan jajaran saya untuk menonton film G30S/PKI," ujar Gatot.
"Pada saat itu saya punya sahabat, dari salah satu partai, saya sebut saja dari PDIP menyampaikan Pak Gatot, hentikan itu, kalau tidak Pak Gatot akan diganti," jelas purnawirawan TNI AD ini.
Gatot tetap pada perintahnya untuk tetap memerintahkan jajaran TNI untuk menggekar nobar film G30S/PKI.
Baca: Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo Ziarah ke Makam Sunan Kalijaga
"Saya bilang terima kasih. Tapi itu saya gas karena ini adalah benar-benar berbahaya. Dan benar-benar saya diganti," ucapnya.
Gatot secara digantikan Marsekal Hadi Tjahjanto pada 8 Desember 2017 lalu dalam upacara pelantikan di Istana Negara.
Gatot digantikan Hadi kurang lebih 4 bulan sebelum memasuki masa pensiun pada 1 April 2018.
Sebelum berbicara mengenai hal ini, Gatot mengawalinya dengan kekhawatiran akan bangkitnya Partai Komunis Indonesia gaya baru. Dan itu terendus semenjak tahun 2008.
Saat itu, Gatot mendapatkan berbagai informasi tentang adanya gerakan tersebut.
"Saya mengamati tentang kemungkinan-kemungkinan bangkitnya gerakan Partai Komunis Indonesia gaya baru. Ini diawali sejak 2008," kata Gatot.