Sekitar pukul 04.30 Istri Ahmad Yani kembali pulang dan melihat banyaknya darah di lantai dan di baju yang dipakai Jenderal Ahmad Yani.
Seketika ia pun pingsan dan menyuruh para ajudan Jenderal Ahmad Yani mencari dimana keberadaan Jenderal Ahmad Yani.
Kejadian mengerikan itu menyisakan pilu yang mendalam bagi Keluarga Jenderal Ahmad Yani tidak terkecuali Untung Yani.
Ia pun berpesan bahwa tragedi tersebut harus tetap dikenang dan diingat agar kejadian serupa tidak terjadi kembali di kemudian hari.
Kata Untung, Jenderal Ahmad Yani merupakan sosok ayah yang tegas.
"Bapak itu orang yang tegas dan keras kepada anak-anaknya apalagi kepada anak laiki-lakinya, namun kepada anak perempun bapak itu tidak terlalu keras karena anak perempuannya rajin-rajin," ujar Untung Yani.
Untung Yani menambahkan, bapaknya selalu memberi nasehat-nasehat baik kepada anaknya.
"Walaupun bapak orangnya keras namun jarang berlaku kasar kepada anaknya. Bila saya bandel, saya hanya disentil telinganya," ujarnya.
Jenderal Ahmad Yani selalu mengenalkan anak-anaknya kepada para kolega dan tamu-tamunya.
Kedelapan anak Jenderal Ahmad Yani selalu disuruh ke luar dan diperkenalkan bila ada tamu yang berkunjung ke rumahnya. Begitu pula saat kedelapan anaknya diperkenalkan oleh Presiden Pertama RI Soekarno.
Untung Yani menceritakan bila di siang hari, mereka selalu menunggu bapak pulang untuk makan siang bersama. Dan itu selalu dilakukan mereka, bapak dan ibu makan dalam satu meja makan.
"Bapak itu sebelum mengenal golf, hobinya yaitu main layang-layang. Ia bermain layang-layang bareng dengan perwira Angkatan Darat lainnya," tambah Untung Yani.
Untung Yani yang ditinggal sosok Jenderal Ahmad Yani di umur 11 tahun sangat merasa kehilangan atas kepergian ayahnya dalam peristiwa kelam G30S/PKI.
Ia sangat kasihan terhadap ibunya karena harus merawat kedelapan anaknya seorang diri di masa mudanya. (tribun network/wan/wly)