Dalam hadist nabi dinyatakan bahwa 'barang siapa yang mewariskan sunnah atau kebiasaan yang baik ketika ada seorang yang meniru, kita mendapatkan pahala dua kali lipat'.
"Kita mendapatkan pahala dari apa yang kita lakukan, lalu kita mendapatkan pahala dari orang yang melakukan karena kita pernah melakukannya dan dicontoh oleh orang tersebut," jelasnya.
Ahmadi menjelaskan, berlaku juga sebaliknya, jika melakukan keburukan dan ada yang meniru, itu dosanya berlipat-lipat.
Ahmadi menambahkan, pada dasarnya sah-sah saja.
"Terlebih di saat pandemi, nabi itu orangnya sangat baik kepada orang lain, lalu meneladani nabi itu hal yang baik."
"Berbagi, peduli sama orang misalnya," jelas Ahmadi.
Terkait perayaan pada tahun ini di tengah pandemi, Ahmadi menegaskan bahwa perayaan Maulid Nabi Muhammad tidak wajib.
"Karena ini tidak wajib, kita tidak perlu mempertaruhkan apa yang dianggap sesuatu yang berbahaya," jelasnya.
Ahmadi mencontohkan hal ini dengan salat Jumat berjamaah di masjid bagi laki-laki yang sifatnya wajib bisa ditinggalkan hanya karena hujan deras yang bisa membuat kotor atau berbahaya.
"Kita melihat sudut pandang itu, apa lagi Maulid yang sifatnya tidak wajib," jelasnya.
Baca juga: Hari Ini Maulid Nabi, Yuk Perbanyak Sholawat Nabi Agar Dapat Rahmat Allah SWT, Ini 10 Contohnya
Hikmah memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW
Ahmadi menjelaskan, hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW yang paling utama adalah teladan.
Beliau adalah manusia layaknya kita, tetapi ada sisi dalam diri Beliau yang tidak kita miliki.
"Yaitu Akhlak yang mulia," jelasnya.