Selain juga imbuh dia, pengalaman kombinasi kuliah daring dan tatap muka sangat efektif untuk mencegah penularan Covid-19.
“Kemudian penyediaan infrastruktur cuci tangan pakai sabun bisa disiapkan di masing-masing ruangan,” jelasnya.
Bukan itu saja, pesan untuk menjaga daya tahan tubuh dengan cara mengkonsumsi makanan bergizi dan tidak merokok perlu digemakan di kampus.
“Kemudian salah satu yang penting adalah literasi karena banyak berita yang tidak benar yang beredar,” paparnya.
Satgas juga kata dia, harus mengidentifikasi tempat-tempat berisiko terjadinya penularan, misalnya kantin, tempat istirahat, tempat salat karena tempat-tempat itu biasanya menjadi tempat berkumpul.
“Kemudian kegiatan kegiatan ekstrakurikuler di mana mahasiswa sering berdiskusi, berkumpul, ini juga perlu pengawasan sehingga Satgas yang akan menentukan bagaimana implementasinya. Bagaimana metodenya dan nanti upaya koordinasi apabila memang ditemukan kasus-kasus di dalam kampus," jelasnya.
Baca juga: Jakarta Jadi Salah Satu Wilayah Tujuan Vaksinasi Covid-19, Anies - Riza Ikut Divaksin?
Dengan begitu Satgas bisa segera melakukan pelacakan dan tes Covid-19 kepada mereka yang pernah behubungan dekat dengan anggota kampus yang terpapar.
“Jadi treatment ini juga perlu dipahami dan telus diinformasikan sampai seluruh anggota di dalam kampus. Sehingga pencegahan bisa dipahami dan juga dipatuhi. Dengan demikian kita bisa terhindar,” ucapnya.
Seperti diketahui, saat ini Pemerintah lewat Satgas Covid-19 saat ini terus menggencarkan kampanye penyuluhan 3M, termasuk di lingkungan pendidikan.
Kampanye 3M ini terus menerus disosialisasikan supaya masyarakat tidak lupa bahwa penyebaran Covid-19 banyak datang dari pergerakan manusia. Sehingga pelaksanaan 3M harus dijalankan secara ketat.
Catatan Redaksi:
Bersama-kita lawan virus corona. Tribunnews.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).(*)