News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

UAS dan Ustaz Bachtiar Nasir Disebut-sebut Jadi Kandidat Ketua Umum Partai Masyumi

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ustaz Abdul Somad

Pada 1999, kata Yusril, sudah pernah ada nama Masyumi dan ikut Pemilu 1999.

"Begitu juga nama Masyumi Baru pernah pula digunakan dan juga ikut dalam Pemilu
1999. Hasilnya tidak begitu menggembirakan," tuturnya.

Sekarang kedua partai itu, kata Yusril, baik Masyumi maupun Masyumi Baru, mungkin
masih berdiri sebagai partai politik berbadan hukum yang sah dan terdaftar di
Kemenkumham. Tetapi dalam beberapa kali Pemilu terakhir sudah tidak aktif lagi.

"Saya sendiri ikut mendirikan PBB pada tahun 1998 dan terus ikut Pemilu sejak 1999
sampai Pemilu terakhir tahun 2019. PBB sendiri tidak menyebut dirinya Masyumi,
Masyumi Baru atau Masyumi Reborn," tuturnya.

"PBB adalah partai baru yang menimba inspirasi dari Partai Masyumi. Sebab saya
yakin, zaman sudah berubah. Situasi politik sudah sangat berbeda dengan zaman
tahun 1945-1960 ketika Masyumi ada," sambungnya.

Yusril menyebut, mendeklarasikan berdirinya partai memang mudah, tetapi mengelola,
membina dan membesarkan partai tidaklah mudah.

Hal itu terjadi, karena orientasi politik rakyat Indonesia sudah banyak berubah, dimana tidak lagi terbelah pada perbedaan ideologi yang tajam seperti tahun 1945-1960.

"Masyarakat kini bahkan lebih praktikal (untuk tidak mengatakan pragmatik) dalam menjatuhkan pilihan politik. Sebagian malah transaksional, anda sanggup kasi apa dan berapa dan kami akan tentukan sikap kami seperti apa," ujarnya.

Karena itu, sebut Yusril, partai politik memerlukan dana yang besar untuk bergerak.

"Bagi Partai Islam, memperoleh dana yang besar itu sulit. Sebagian besar umat Islam
hidup dalam kekurangan. Yang punya dana besar itu para cukong, para pengusaha
dalam maupun dalam negeri," papar Yusril.

"Sepanjang pengalaman saya, tidak ada ada para cukong dan para pengusaha besar
itu yang sudi mendanai Partai Islam. Makanya, partai-partai Islam itu hidupnya ngos-
ngosan. Zaman sekarang sangat jarang ada anggota partai membayar yuran anggota
seperti zaman dulu. Dunia sudah berubah," tutur Yusril.

Meski sulit mencari pendanaan, Yusril melihat KH Cholil Ridwan dan tokoh lainnya pasti
akan bekerja keras membangun cabang-cabang, serta merekrut anggota di tengah
Pademi Covid 19 agar dapat disahkan sebagai partai yang berbadan hukum oleh
Kemenkumham.

Lalu kemudian ikut verifikasi lagi oleh KPU untuk bisa atau tidak ikut Pemilu 2024.

"Bagi saya, mempertahankan ke PBB yang struktur partainya sudah menjangkau
seluruh provinsi dan kabupaten/kota di tanah air saja sudah sangat sulit."

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini