TRIBUNNEWS.COM - Pengamat kebijakan publik sekaligus Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) menilai pemerintah terlihat takut terkait masalah pelanggaran protokol kesehatan oleh kerumunan massa Habib Rizieq Shihab.
Menurut Tigor, kerumunan massa terjadi tidak hanya sekali dan pemerintah terkesan diam.
"Dalam menghadapi massa Rizieq ini pemerintah kelihatan sekali jadi penakut."
"Padahal sejak dari bandara saja sudah terjadi pelanggaran protokol kesehatan dalam penjemputan Rizieq, juga ada pengerusakan fasilitas publik," ungkap Tigor pada Tribunnews.com, Senin (16/11/2020).
Baca juga: Mahfud MD: Pemerintah Akan Sanksi Aparat yang Tidak Tegas Pastikan Protokol Kesehatan Covid-19
Kesan pembiaran yang dilakukan pemerintah menurut Tigor dapat berakibat tidak baik bagi pemerintah.
"Situasi seperti ini bahaya dan akan berakibat pada penurunan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah," ungkapnya.
Selain itu, Tigor menilai sejumlah pejabat pembantu presiden juga tidak banyak yang bertindak tegas.
"Nah kacaunya lagi para pejabat dan menteri pembantu presiden diam saja dan tidak bertindak."
"Jelas ini bahaya jatuhnya wibawa pemerintah termasuk Presiden Jokowi," ungkap Tigor.
Baca juga: Mahfud MD Sentil Anies Baswedan Soal Pelanggaran Protokol Kesehatan di Petamburan Jakarta Pusat
Menurut Tigor, nampak ketidakloyalan sejumlah pejabat terhadap Presiden Jokowi.
"Kondisi ini bahaya dan presiden harus mengevaluasi dan mencopot serta ganti para pejabat juga menterinya yang tidak loyal," ungkap Tigor.
Sebelumnya pemerintah menyesalkan terjadinya kerumunan massa yang terjadi pada sepekan terakhir, terutama pada 10 hingga 13 November 2020..
Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.
Baca juga: Mahfud MD Tegaskan Gatot Nurmantyo Mau Terima Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan, Tapi Tidak Bisa Hadir
Mahfud MD menyebut dalam perkembangan sepekan terakhir, telah terjadi peningkatan kasus Covid-19 yang signifikan.