News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pangdam Jaya Blak-blakan soal Karangan Bunga hingga Alasan Pencopotan Baliho Habib Rizieq Shihab

Penulis: Shella Latifa A
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pangdam Jaya Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman menjawab pertanyaan redaksi Tribunnews saat berkunjung ke Makodam Jaya, Jakarta, Senin (23/11/2020). TRIBUNNEWS/DANY PERMANA

Menginjak SMA beralih jadi loper koran.

Baca juga: Bawa-bawa Ahok terkait Karangan Bunga bagi Pangdam Jaya, Kuasa Hukum FPI: Enggak Ngaruh Buat Kita

Dudung remaja merasakan dinginnya Kota Bandung, karena setiap pukul 04.00 WIB ia rutin mengambil koran ke Jalan Cikapundung, Kota Bandung.

"Hidup saya ini tidak semudah membalikkan telapak tangan," ujar Dudung saat berbincang dengan Tribun Network, Senin (23/11/2020).

Yang tak pernah dilupakan adalah pesan ibunya, bahwa tujuan hidup yang terpenting adalah selalu mengasihi sesama manusia dan selalu berpikir positif.

"Hati harus baik, pikiran baik, dan ucapan baik," tuturnya.

Berikut petikan wawancara Tribun Network seputar perjalanan hidup Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman:

Perjalanan hidup Anda unik, bisa diceritakan?

Hidup saya ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Harus ada perjuangan. Yang ada di depanmu, di belakangmu, pokoknya yang ada di sekelilingmu itu tidak berarti apa-apa, dibanding dengan apa yang ada di dalam dirimu sendiri.

Makanya kita harus banyak berusaha.

Pesan Ibu saya, kita harus mengerti tujuan hidup itu untuk di akhirat nanti, lalu mengasihi sesama manusia. Berpikir positif, hati harus baik, pikiran baik, ucapan baik, dan tindakan baik.

Pada saat menjabat Gubernur Akmil, saya terapkan pada taruna itu bagaimana wajib Salat Shubuh, Dzuhur, Maghrib, bahkan tahajud.

Di Akmil dari tahun 57 sampai 2020, tidak ada gereja, katolik dan pura untuk taruna, adanya di luar. Saya jadi gubernur saya bangun gereja, katolik, pura, karena sedini mungkin saya ajari mereka bagaimana toleransi beragama.

Jadi jangan merasa agama paling benar, karena agama dari yang maha kuasa. Saya ajari mereka seperti itu dan saya selalu membuat perubahan.

Begini, keberhasilan dan kemenangan itu berasal dari keberanian mengubah sesuatu yang baru. Saya tidak mau menjabat ini datar-datar saja.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini