Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto meminta seluruh pihak untuk menghentikan perbedaan ideologi bangsa.
Cak Nanto, sapaan akrab Sunanto, juga meminta seluruh pihak mengehentikan terus berbicara perbedaan-perbedaan antara sesama anak bangsa.
"Umur kita (Indonesia) sudah 75 Tahun seharusnya sudah selesai. Tetapi kita masih berbicara perbedaan ideologi tentang bangsa. Kita masih berbicara perbedaan-perbedaan yang seharusnya kita sudah berbicara tentang bagaimana membangun bangsa yang sejahtera sejuk," kata Cak Nanto dalam acara Webinar Silahturahmi Nasional Lintas Agama, Minggu (27/12/2020).
Baca juga: Hendropriyono Sebut Indonesia Belum Jadi Negara Maju Karena Sibuk Mempersoalkan Ideologi
Menurutnya, Pancasila merupakan kesepakatan final yang telah diambil oleh para pendiri bangsa. Setelah puluhan tahun tanah air merdeka, seharusnya persoalan ini tidak boleh terus menjadi perdebatan.
Baca juga: Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Gelar Bedah Musik Kebangsaan Dihadiri Beberapa Musisi
"Di konsep Muhammadiyah ada dikenal yaitu Pancasila dan negara itu sudah kesepakatan final. Tinggal bagaimana kita berjanji untuk membangun bangsa kita. Jadi tidak ada lagi pembicara-pembicara dan perbedaan yang seharusnya kita sudah selesai. Kita sudah berkorban untuk itu, maka kita harus menghargai pengorbanan yang sangat luar biasa. Kalau nggak tidak mungkin bisa menjadi bangsa yang aman dan luas seperti ini," jelasnya.
Namun demikian, Cak Nanto juga mengingatkan kepada seluruh pejabat negara untuk tetap bersikap negarawan. Tidak boleh kepentingan institusi atau pribadi di atas kepentingan rakyat Indonesia.
"Jadilah pejabat yang negarawan, jadilah rakyat yang negarawan yang memungkinkan dirinya untuk semua golongan tidak hanya satu golongan. Tidak hanya kepentingan institusi saja tetapi untuk kepentingan keamanan dan kesejahteraan rakyat Indonesia," ungkapnya.
Lebih lanjut, dia meminta aparat keamanan TNI-Polri yang berada di garda terdepan juga untuk mengayomi seluruh masyarakat.
"Jadi mohon maaf kepolisian TNI-Polri berada di di Garda terdepan untuk mengayomi semuanya dan tidak hanya bertugas mengayomi tetapi juga bagaimana menciptakan bangsa ini bangkit dari keadaan itu kalau tugasmu mengayomi. Kalau membantu kami masyarakat sipil untuk bangkit saya kira perlu kolaborasi kebangsaan," pungkasnya.