Apa tanggapan Anda kepala negara menjadi orang pertama yang menerima vaksin?
Buat saya tidak ada masalah ketika kepala negara menjadi orang pertama yang menerima vaksin.
Saya rasa poin positifnya adalah dengan kepala negara menjadi orang pertama, ini memberi keyakinan kepada masyarakat khususnya para petugas kesehatan bahwa vaksin yang akan diberikan kepada para petugas kesehatan ini merupakan vaksin yang aman.
Dan juga tentu kita berharap efikasinya juga baik untuk mencegah. Agar kita yang mendapat vaksin ini dapat terbebas dari infeksi Covid-19 ini
Apa urgensi kepala negara harus jadi orang pertama yang menerima vaksin Sinovac?
Kita tahu bahwa banyak kontroversi sehubungan dengan vaksin Sinovac ini. Berbagai macam isu misalnya uji klinik di Indonesia yang belum selesai, baru selesai Maret.
Kalaupun nanti Badan POM akan mengeluarkan emergency use authorization itu basicnya adalah uji klinik di negara lain.
Di satu sisi, ketika uji klinik sudah selesai tentu kita mau melihat publikasinya, seperti pada beberapa vaksin itu sudah mempunyai data yang menyebutkan efikasinya di atas 90 persen. Jadi ini hal yang menjadi perhatian.
Pendataan jumlah tenaga kesehatan yang akan menerima vaksin belum rampung. Padahal pekan depan vaksinasi akan dimulai, bagaimana tanggapan Anda?
Pendataan ini memang menjadi salah satu hal yang jadi PR kita bersama. Mengingatkan bahwa tenaga kesehatan ini bekerja di berbagai macam pelayanan kesehatan.
Karena itu juga, misalnya adanya petugas para dokter maupun nakes yang juga dikerjakan secara sukarela. Misalnya atau menjadi relawan.
Data calon penerima vaksin sangat penting. Apa saran Anda terkait keterlambatan proses pendataan tenaga kesehatan?
Memang pendataan ini menjadi hal yang penting, dan tentu kita berharap bahwa proses ini bisa dikerjakan secara cepat. Sehingga secara bertahap vaksinasi bisa segera dilakukan.
Bagaimana vaksinasi untuk nakes yang bertugas di daerah pedalaman?