Studinya itu dibiayai oleh pemerintah Australia melalui Merdeka Fellowship.
Ia pernah bergabung dengan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), dan Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI).
Bahkan, ia mendirikan lembaga Public Interest Research and Advocacy Center (PIRAC) pada 1997.
Lembaga itu aktif dalam kegiatan riset dan mengadvokasi kedermawanan sosial di Indonesia.
Di akun Twitter-Nya @ZaimSaidi ia menyebut sebagai Pengamat Kebijakan Publik PIRAC, pengguna Dirham & Dinar, pemilik http: //PustakaAdina.com, penulis buku serta aktif di Baitul Mal Nusantara.
5. Sempat Klarifikasi Soal Transaksi menggunakan koin dinar dan dirham
Setelah keberadaan pasar muamalah Depok disorot, Jumat (29/1/2021), Zaim Saidi sudah langsung memberikan klarifikasi.
Hal ini disampaikannya dalam sejumlah cuitan yang ditulisnya di akun Twitter miliknya yang diperkirakan diposting sejak Kamis (28/1/2021).
Menurut keterangannya, tidak ada aturan atau undang-undang yang dilanggar mengenai penggunaan koin dinar dan dirham sebagai alat transaksi.
Bahkan ia menyebut anggota TNI dan Polri ikut memakai.
"Tentang dinar, dirham dan fulus lagi viral. Karena ketidakpahaman banyak orang. Silakan pelajari dan pahami. Tidak ada aturan atau undang-undang yang dilanggar. Makanya semua kalangan memakai. Termasuk anggota TNI maupun Polri" tulisnya.
Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa koin dinar dan dirham sebagai koin emas dan perak.
"Para penggeraknya secara resmi menyebut koin ini sebagai koin emas dan perak. Historisnya saja masih ada sebutan dinar dan dirham. Malah PT Antam dan Peruri yang menyebutnya sebagai Dinar dan Dirham,"
"Karena salahpaham, sebagian kedunguan, sebagian FITNAH. Sekarang viralnya hoax" lanjutnya.