“Ketika pemimpin Tiongkok di musim semi lebih dari dua ribu tahun silam sebelum masehi, berziarah dan memanjatkan doa kepada leluhur agar kebutuhan pangan rakyatnya terpenuhi, sembari mengajak jajarannya semakin mengayomi rakyat.
Apa mereka lakukan, selanjutnya menjadi tradisi ungkapan rasa syukur masyarakat atas keberhasilan panen mereka,” ujarnya dalam peringatan yang turut dihadiri para anggota Dewan Perwakilan Rakyat, pimpinan partai politik, kepala daerah dan tokoh masyarakat.
Dikatakannya, sistem penanggalan mereka menempatkan awal tahun baru pada saat dimulainya musim semi, sehingga Tahun Baru Imlek dikenal pula sebagai perayaan musim semi, yang kemudian berkembang menjadi peringatan keagamaan bagi para pemeluk agama Konghucu serta keyakinan lainnya.
“Di negeri kita, kegiatan ini bermetamorfosa, dirayakan oleh masyarakat luas, memperkaya khazanah budaya bangsa Indonesia.”
Ini membuat Tahun Baru Imlek memiliki dimensi tradisi, keagamaan dan dan budaya. Sebagaimana tampak pada penghormatan kepada para leluhur, pembagian angpau, atraksi barongsai, hidangan kuliner, hingga gaya busana dan penggunaan warna yang khas.
Menurutnya Imlek telah menjadi milik bersama, menyentuh masyarakat luas, menerobos sekat-sekat keyakinan dan agama.
Bentuk kepedulian terhadap sesama, tahun ini berwujud penyaluran bahan pangan, peralatan kesehatan seperti ventilator, alat pelindung diri, peralatan uji cepat, dan masker ke penjuru negeri, semenjak pandemi terjadi, sampai jelang Hari Raya Idul Fitri nanti.
Hingga bulan ini, di antaranya lewat inisiatif Pengusaha Peduli NKRI, bantuan tersebut telah menyentuh hingga 358 institusi dan 1.080 rumah sakit serta puskesmas yang tersebar di Jabodetabek dan 26 provinsi di Indonesia.
Pihaknya menargetkan, kemitraan lintas pihak bersama organisasi masyarakat dan keagamaan Tionghoa, ormas lintas bidang serta keimanan, didukung TNI dan Polri ini dapat menjangkau hingga 1 juta kepala keluarga, dengan masing-masing KK menerima 10kg beras. “Lewat donasi masker, kami berupaya menyalurkan hingga 20 juta masker bagi masyarakat.”
Peringatan hari ini mendapat dukungan dari sejumlah pihak, antara lain Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI).
Kemudian Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI), Persatuan Umat Buddha Indonesia (PERMABUDHI), Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) serta perusahaan yang bernaung di bawah Pengusaha Peduli NKRI, juga perancang busana Anne Avantie.