“Thailand memiliki posisi yang khusus, karena berbatasan darat sepanjangan 2400 km dengan Myanmar dan sekitar 2 juta orang Myanmar tinggal di Thailand,” ujarnya.
Selain membahas Myanmar, Menlu Retno juga membahas persiapan Joint Commission Meeting dengan Menlu Don, karena tahun ini bertepatan 70 tahun hubungan diplomatik kedua negara.
Kedua menlu juga membahas rencana penyelenggaraan pertemuan ASEAN.
Pada pertemuan bilateral itu, Retno menyampaikan bahwa Thailand turut menyampaikan persetujuannya.
“Sejauh ini, negara – negara ASEAN telah menyampaikan komitmen dukungan terhadap penyelenggaraan pertemuan para Menlu ASEAN,” kata Retno.
Sebelumnya, Menlu Retno juga telah melakukan kunjungan ke Brunei Darussalam dan Singapura untuk membahas situasi Myanmar.
Retno mengatakan bahwa dirinya juga telah membahas masalah Myanmar dengan Menlu Filipina, Malaysia, Singapura, Vietnam, Laos, Kamboja, serta utusan Sekjen PBB.
Isu Myanmar juga telah dibahas RI dengan Myanmar selama kunjungan PM Malaysia ke Indonesia.
“Pagi ini saya berbicara dengan acting assistant under secretary AS. Besok rencananya akan kembali komunikasi dengan Menlu Inggris dan dengan Sekjen PBB, dan mantan PM Australia yang sekarang menjadi Ketua Global Leadership Forum dan Asia Society, juga berencana melakukan pembicaraan dengan saya,” kata Retno.
Retno mengatakan sebelumnya dia juga telah melakukan komunikasi dengan Menlu Australia, Jepang, AS, RRT, Inggris dan India.
Kendati pelaksanaan shuttle diplomacy ditengah pandemi tidak mudah, Retno berkomitmen membawa Indonesia berkontribusi guna mencari penyelesaian terbaik bagi situasi di Myanmar saat ini, seperti yang dilakukan saat isu Rohingya muncul.
“Indonesia juga merupakan negara pertama yang melakukan shuttle diplomacy,” ujarnya.