News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polemik Aprilia Manganang

KSAD: Sersan Dua Aprilia Manganang Bukan Transgender dan Tak Ada Operasi Pergantian Kelamin

Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa mengumumkan perubahan identitas seorang prajurit TNI AD yakni Sersan Dua Aprilia Santini Manganang yang sebelumnya dikenal sebagai perempuan menjadi laki-laki di Mabesad Jakarta pada Selasa (9/3/2021).

Didampingi Tim Dokter RSPAD Gatot Soebroto Andika awalnya Andika menjelaskan kelainan organ reproduksi yang dialami Sersan Manganang yakni hipospadias.

Andika menjelaskan Sersan Manganang yang dilantik menjadi Bintara berpangkat Sersan Dua pada Desember 2016 lalu dilahirkan tahun 1992 tepatnya 27 April di Pulau Sangir, Tahuna, Sulawesi Utara.

Ia menggambarkan untuk menuju lokasi tersebut diperlukan waktu delapan jam dari Manado dengan kapal laut.

Baca juga: Proliga 2020 - Bandung Bank BJB Tandamata Terancam Tanpa Prajurit TNI, Aprilia Manganang

Sebetulnya, lanjut Andika, kelainan pada sistem reproduksi laki-laki atau hiposadias cukup sering terjadi, bahkan menempati peringkat kedua dari jumlah kasus yang biasa terjadi untuk kelahiran bayi laki-laki.

Menurut data saat ini, kata dia, di setiap 250 bayi laki yang lahir ada satu yang mengalami kelainan atau hipospadias atau empat orang setiap 1.000 kelahiran bayi laki.

Secara hipotetis, kata Andika, di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk 270 juta jiwa maka ada 1.080.000 anak laki-laki yang lahir dengan kelainan pada sistem reproduksinya.

Baca juga: Gaji disetop Klub, Atlet Voli Aprilia Manganang Manfaatkan Pemasukan dari Kantor

Andika melanjutkan, ayah Manganang yang bernama Akip Manganang bekerja sebagai buruh perkebunan dan ibunya yang bernama Suryati saat itu bewkerja sebagai asisten rumah tangga.

Ayah Manganang, kata Andika, hanya lulus SD, dan ibu Manganan tidak menyelesaikan SD.

Pada saat melahirkan Aprilia, kata Andika, ibu Manganang dibantu paramedis di rumahnya.

Kemudian Aprilia Manganang lahir dengan kelainan sistem reproduksi yang masuk ke dalam kategori kasus serius.

"Inilah yang kemungkinan membuat paramedis atau orang tua melihat hanya secara fisik bahwa anak ini perempuan," kata Andika di Mabesad, Jakarta, Selasa (9/3/2021).

Baca juga: KSAD Pimpin Penyerahan Jabatan Wakasad, Sertijab 2 Pangdam, dan 1 Kepala Dinas

Kondisi tersebut, lanjut Andika, terus berlangsung sampai pada tahun 2016 ketika Angkatan Darat melihat prestasinya di bidang olah raga.

TNI AD saat itu, kata Andika, memutuskan merekrut Aprilia dalam program rekrutmen khusus Bintara yang berprestasi.

Kemudian, lanjutnya, dalam perkembangannya, pimpinan TNI AD melihat dan mengamati Manganang.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini