Selanjutnya, tahun 2010 Doni mengembangkan kebun bibit di Rancamaya.
Kemudian 100 ribu bibit Sengon dibagikan secara gratis kepada masyarakat termasuk warga terdampak erupsi Gunung Merapi di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Setahun kemudian, Doni mendirikan Paguyuban Budiasi di Sentul.
"Budiasi kependekan dari Budidaya Trembesi, nama pemberian Bapak SBY, Presiden Republik Indonesia saat itu. Sampai hari ini Paguyuban Budiasi telah memproduksi lebih dari 20 juta pohon, terdiri dari 150 jenis pohon termasuk tanaman langka, yang dibagikan ke berbagai daerah termasuk Timor Leste," ucap Doni.
Doni menjelaskan kegemarannya menanam pohon Trembesi.
Ia mengamati, di sekitar bangunan pemerintah peninggalan Belanda, setidaknya ada tiga jenis pohon yaitu: Trembesi, Asam, dan Beringin.
"Diperkuat dengan hasil penelitian Dr. Endes N. Dahlan, Dosen Fakultas Kehutanan IPB, yang mengatakan bahwa pohon Trembesi adalah penyerap polutan terbaik. Satu pohon Trembesi yang lebar kanopinya telah mencapai 15 meter, mampu menyerap polutan atau gas karbon dioksida sebanyak 28,5 ton per tahun," kata Doni.
"Pohon ini termasuk jenis tanaman 'die hard'. Dapat tumbuh di tempat yang tandus dan di tempat yang lembab atau basah, di daerah tropis yang tumbuh hingga ketinggian 600 meter diatas permukaan laut," tambahnya.
Menurut Doni berkat pengetahuannya tentang tanaman, ia banyak terbantu ketika ditugaskan sebagai Kepala BNPB.
"Artinya, ada banyak jenis vegetasi di tanah air, bila dimanfaatkan secara maksimal, dapat mengurangi risiko timbulnya korban jiwa ketika terjadi bencana," jelasnya.