News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bom di Makassar

Nasir Abbas, Eks Tokoh Jamaah Islamiyah, Aksi Terorisme Itu Nyata

Editor: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aparat Brimob melakukan penggeledahan rumah Lukman, tersangka bom bunuh diri Gereja Katedral Makassar yang berlangsung di Jalan Tinumbu 1 Lrg 132, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (29/3/2021). Aparat menggunakan robot penjinak bom dengan tujuan untuk menggeledah barang bukti di dalam rumah tersangka. Tribun Timur/Sanovra Jr

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA – Mantan Ketua Mantiqi II kelompok Al Jamaah Al Islamiyah (JI), Nasir Abbas, mengingatkan aksi terorisme yang menukil dalil agama itu riil, nyata.

Sudah begitu banyak pelaku teror bersaksi, yang hidup maupun yang mati, menarasikan pengalamannya melakukan aksi teror.

Ali Ghufron dan Imam Samudra yang sudah almarhum, menulis buku versi mereka tentang perjalanan hidupnya.

“Ini sudah lama, sudah banyak pelaku yang membuat buku-buku. Kalau ada yang tidak percaya, lalu menyebut ini konspirasi, ke mana saja mereka. Ini nyata, riil,” kata Nasir Abbas di diskusi daring “Api Dalam Sekam : Bom Gereja di Makassar”, Rabu (31/3/2021).

Baca juga: 3 Perempuan Terduga Teroris Terkait Bom di Gereja Makassar Ditangkap, Ini Peran Mereka

Baca juga: KSP Minta Hentikan Pembentukan Opini Konspirasi Terkait Aksi Terorisme di Makassar

Baca juga: Mengingat Kembali Peristiwa Terorisme Organisasi JAD, Bom Thamrin hingga Gereja Katedral Makassar

Diskusi diselenggarakan Division of Applied Social Psychologi Research (DASPR), lembaga mitra BNPT dan pemerintah RI terkait usaha deradikalisasi di Indonesia.

Narasumber lain yang dihadirkan, Reno Fitria, analisis forensik psikologi DASPR yang juga pengajar di Universitas Paramadina. Diskusi yang dipandu Fajar Erikha dari DSPAR

“Ada orang-orang yang punya niat, rencana, dan melakukan sesuatu. Ada yang berbaiat ke ISIS. Itu fakta. MIT setuju ISIS, JAD juga menyatakan seperti itu. FPI juga begitu. Ada faktanya. Kita tak perlu ragukan,” tegas sosok yang pernah ditangkap di Bekasi oleh Densus 88 Antiteror ini.

Sosok senior di JI ini lalu menceritakan kilas balik rangkaian aksi teror di Indonesia. Diawali bom malam Natal 2000. “Ini aksi  bom pertama kali yang dikooordinir Hambali,” kata Nasir Abbas.

“Zulkarnain belakangan mengaku ikut terlibat merencanakan bom malam Natal 2000. Pelakunya anggota JI. Motif membangkitkan kemarahan orang Kristen menyusul konflik Ambon,” paparnya.

Warga Malaysia yang kini bermukim di Jakarta itu mengatakan, bom waktu ada yang berhasil meledak, ada yang tidak. Ada yang korban ada yang tidak.

“Polri menganggap rentetan itu kasus-kasus lokal. Kelompok ini sejak lama menargetkan sejak lama konflik sektarian skala nasional. Bom Bali 2002, membuka segalanya. Terungkap pelakunya angota JI,” papar aktivis deradikalisasi ini.

Perkembangan Mengejutkan Aksi Teror di Indonesia 

Perkembangan mengejutkan terjadi di tahun-tahun belakangan ini. Aksi pengeboman sejak 2018 menyertakan keluarga dan kaum perempuan.

“Kasus di Surabaya, sekeluarga menyerang gereja. Ada yang menargetkan Mapolresta Surabaya.  Ini mengejutkan lagi di Makasar karena ada sepasang suami istri mengebom gereja,” ujarnya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini